Alasan Sri Mulyani Patok Dolar Nyaris Rp 17.000 di 2026

9 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyerahkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) 2026 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Sidang Paripurna, Selasa lalu (20/5/2025).

Dalam dokumen tersebut, pemerintah mematok sejumlah asumsi makro ekonomi. Salah satunya adalah kurs rupiah yang ditetapkan di rentang Rp 16.500 - Rp16.900 per dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun kembali merinci asumsi makro tersebut dalam konferensi pers APBN KITA, Jumat (23/5/2025). Dia secara khusus menggarisbawahi mengenai asumsi nilai tukar dalam rentang Rp 16.500-Rp 16.900 per dolar AS tersebut. Menurutnya, penetapan nilai tukar tersebut didasari oleh perbandingan tren secara keseluruhan, bukan pergerakan data harian atau mingguan.

"Nilai tukar Rp 16.500-Rp 16.900 per dolar AS. Pasti kalau teman-teman media biasanya membandingkannya pada hari ini atau minggu ini. Namun membandingkannya pada kita pada suatu tren," ungkap Sri Mulyani.

Dia pun memastikan bahwa asumsi kurs ini ditetapkan dan dibahas bersama dengan Bank Indonesia hingga Bappenas. Dengan demikian, pemerintah mendapatkan kalibrasi yang sesuai.

"Angka (nilai tukar) ini kan setiap kali bergerak, sehingga mungkin kalau kami lihat, tidak membuat satu angka. Kemudian seolah-olah ini menjadi sesuatu yang akan tren ke depannya. Kita selalu akan masih di dalam range, tapi pada saat yang sama mencoba mendekatkan pandan akurasi," jelasnya.

Sri Mulyani pun menambahkan, kondisi geopolitik terus dinamis dan bergerak. Dia mengibaratkan seperti pengemudi kendaraan yang tidak memberikan lampu sen saat belok di jalan. Kondisi geopolitik ini berisiko mempengaruhi banyak aspek dalam asumsi makro ekonomi, termasuk nilai tukar dan yield atau imbal hasil SBN.

"Itu kemudian akan menyebabkan pergerakan dari capital flow, nilai tukar, bahkan yield," ujarnya.

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa asumsi makro ekonomi dalam KEMPPKF ini akan dibahas minggu depan, Selasa, 27 Mei 2025.

"Hari Selasa kami akan mendengarkan pandangan fraksi KEMPPKF. Environment global masih diwarnai persaingan potensi munculnya ketegangan global tiap negara cenderung protectionism inward looking dan tidak menggunakan pakem globalisasi ini menimbulkan konsekuensi. Indonesia diharapkan dapat memposisikan dengan baik," tegasnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Tetapkan Uang Perjalanan Dinas Baru ASN

Next Article Uang Rupiah Kuno Bisa Dijual Hingga Ratusan Juta, Kok Bisa?

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |