Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump menyetujui tawaran Nippon Steel untuk mengakuisisi U.S. Steel, Jumat (14/6/2025). Hal ini mengakhiri drama 18 bulan penolakan Washington atas akuisisi itu dengan alasan keamanan nasional dan pertentangan serikat pekerja.
Mengutip Reuters, persetujuan Trump ditandai dengan menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan bahwa akuisisi tersebut dapat dilanjutkan. Namun, kedua perusahaan wajib menandatangani perjanjian dengan Departemen Keuangan untuk menyelesaikan masalah keamanan nasional yang ditimbulkan dari akuisisi senilai US$ 14,9 miliar (Rp 242 triliun) itu.
"Nippon Steel akan membeli 100% saham di U.S. Steel. Kami berharap dapat mewujudkan komitmen kami untuk membuat pembuatan dan manufaktur baja Amerika kembali hebat," kata Nippon Steel dalam sebuah pernyataan, Sabtu (15/6/2025).
"Perjanjian tersebut mencakup investasi baru senilai US$ 11 miliar (Rp 178 triliun) yang akan dilakukan pada tahun 2028 serta komitmen tata kelola, produksi, dan perdagangan."
Akuisisi Nippon Steel atas U.S. Steel dilakukan saat Jepang dan AS berada dalam tensi perdagangan yang tinggi. Hal ini kemudian memungkinkan Nippon Steel untuk memanfaatkan sejumlah proyek infrastruktur Amerika sementara pesaing asingnya menghadapi tarif baja sebesar 50%.
Bagi Nippon Steel, pembuat baja terbesar keempat di dunia, mengamankan pijakan di AS adalah kunci bagi strategi pertumbuhan globalnya. Pasar baja AS, termasuk baja bermutu tinggi yang spesialisasi Nippon Steel, tumbuh di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.
Atas izin dari Trump ini, Pemerintah Jepang mengaku senang dan menyambutnya dengan baik. Tokyo menyebut kesepakatan ini akan mengembangkan kapasitas industri di kedua negara.
"Pemerintah Jepang menyambut baik keputusan pemerintah AS, karena kami yakin investasi ini akan meningkatkan kemampuan inovasi di industri baja AS dan Jepang serta semakin memperkuat kemitraan erat antara kedua negara," kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Yoji Muto dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Ketakutan Terbesar
Meski sejumlah pihak mengapresiasi akuisisi ini, beberapa investor Nippon Steel khawatir tentang tekanan keuangan jangka pendek karena skala komitmen investasi tambahan. Selain itu, kecemasan timbul dari adanya rencana "saham emas" yang diberikan pada Pemerintah AS untuk ikut memantau perusahaan itu.
Saham U.S. Steel telah turun sebelumnya pada hari Jumat setelah seorang eksekutif Nippon Steel mengatakan kepada surat kabar Nikkei Jepang bahwa pengambilalihan tersebut memerlukan "sejumlah kebebasan manajemen" untuk dapat dilanjutkan.
Di sisi lain, tidak ada perincian tentang saham emas yang mereka janjikan untuk diberikan kepada pemerintah AS dalam pengumuman akuisisi. Senator AS David McCormick dari Pennsylvania, tempat U.S. Steel berkantor pusat, mengatakan bulan lalu bahwa saham emas akan memberi pemerintah hak veto atas keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan ikon baja Amerika tersebut.
Untuk diketahui, penawaran akuisisi U.S. Steel telah menghadapi tentangan sejak Nippon Steel meluncurkannya pada bulan Desember 2023. Baik Presiden Joe Biden, seorang Demokrat, maupun Trump, seorang Republikan, menyatakan penentangan mereka saat mereka berusaha merayu para pemilih dalam kampanye presiden di negara bagian Pennsylvania.
Sesaat sebelum meninggalkan jabatannya pada bulan Januari, Biden memblokir rencana akuisisi tersebut dengan alasan keamanan nasional, yang memicu gugatan hukum oleh perusahaan-perusahaan tersebut, yang berpendapat bahwa tinjauan keamanan nasional yang mereka terima bias. Gedung Putih Biden membantah tuduhan tersebut.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]