Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik antara Iran dan Israel memasuki hari keempat dengan eskalasi tajam. Rudal kini menghujani wilayah Israel, ledakan mengguncang Yerusalem, sementara pasar global ikut terguncang.
Tekanan internasional untuk diplomasi pun menguat. Perang terbuka dan risiko regionalisasi konflik kian mengkhawatirkan.
Berikut update terkait saling serang Israel-Iran, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Senin (16/6/2025) siang.
1. Serangan Iran Tewaskan 3 Orang di Israel
Melansir AFP, badan penyelamat Israel mengonfirmasi bahwa tiga warga tewas dan 74 lainnya luka-luka akibat rentetan rudal dan drone dari Iran.
Militer Israel menyatakan sistem pertahanan udara mereka berhasil mencegat sebagian besar proyektil, namun sejumlah serangan menghantam wilayah permukiman dan fasilitas strategis.
2. Ledakan Guncang Yerusalem, Israel Umumkan Serangan Balasan
Senin dini hari, ledakan keras terdengar di Yerusalem dan kebakaran dilaporkan terjadi di luar Haifa setelah Israel memperingatkan masyarakat akan serangan rudal lanjutan dari Iran. Seorang jurnalis AFP melaporkan bahwa pertahanan udara Israel aktif menangkis serangan tersebut.
"Beberapa saat yang lalu, IDF mengidentifikasi rudal yang diluncurkan dari Iran menuju wilayah Israel. Warga diminta tetap berlindung," tulis militer Israel di Telegram.
Dikatakan bahwa pertahanan udaranya bekerja untuk mencegat ancaman tersebut tetapi menyarankan orang-orang untuk "memasuki ruang yang dilindungi dan tetap di sana sampai pemberitahuan lebih lanjut".
Seorang jurnalis AFP mendengar ledakan keras di Yerusalem pada Senin pagi, sementara rekaman video memperlihatkan pertahanan udara Israel beroperasi di atas kota tersebut.
Di luar Haifa, seorang jurnalis AFP lainnya melihat kebakaran terjadi menyusul serangan terbaru Iran.
3. Ilmuwan Nuklir Tewas dalam Serangan
Konflik ini bermula Jumat lalu ketika Israel melancarkan serangan kejutan ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir Iran, menewaskan beberapa komandan dan ilmuwan penting. Serangan ini dianggap sebagai eskalasi terbuka pertama setelah puluhan tahun perang bayangan kedua negara.
4. Trump: Israel & Iran "Mungkin Harus Bertarung Habis-habisan"
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut bahwa kesepakatan damai antara Israel dan Iran mungkin hanya bisa dicapai setelah "perang habis-habisan." Ia menegaskan keyakinannya bahwa solusi damai bisa tercapai, namun mengakui eskalasi saat ini mungkin tak terhindarkan.
"Kadang mereka harus bertarung habis-habisan dulu, tapi saya pikir mereka bisa mencapai kesepakatan," ujar Trump di Gedung Putih, sebelum menghadiri KTT G7 di Kanada.
Trump kemudian menulis di platform Truth Social miliknya bahwa ia yakin kedua pihak "harus membuat kesepakatan, dan akan membuat kesepakatan."
Ada "banyak panggilan dan pertemuan yang sedang berlangsung" mengenai masalah ini dan perdamaian dapat dicapai "segera" antara musuh bebuyutan itu, katanya.
5. Uni Eropa: Iran Biang Ketidakstabilan
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan bahwa Iran adalah sumber ketidakstabilan kawasan dan menyerukan langkah diplomatik sebagai solusi jangka panjang. Ia menekankan pentingnya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, sembari mengakui hak Israel untuk membela diri.
Dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu. Von der Leyen mengatakan bahwa diplomasi pada akhirnya adalah yang terbaik terhadap Iran, tetapi tidak menyerukan gencatan senjata segera.
Von der Leyen mengatakan bahwa ia setuju dengan Netanyahu bahwa "Iran seharusnya tidak memiliki senjata nuklir, tanpa pertanyaan apa pun."
"Dalam konteks ini, Israel berhak untuk membela diri. Namun diplomasi tetap solusi jangka panjang terbaik," kata von der Leyen dalam konferensi pers di KTT G7.
6. Harga Minyak dan Emas Melesat, Pasar Dunia Tertekan
Harga minyak mentah sempat melesat hingga 13% setelah serangan mendadak Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat lalu. Hingga Senin pagi, harga minyak West Texas Intermediate naik 1,2% ke level US$73,88 per barel, sementara Brent Crude naik 1,1% ke US$75,02 per barel.
Sementara itu, emas sebagai aset lindung nilai juga mencetak rekor baru, menyentuh hampir US$3.450 per ons dan mendekati level tertinggi sepanjang masa.
"Dampak berkelanjutan dari lonjakan harga energi ini adalah risiko inflasi yang kembali naik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global," kata Tony Sycamore, analis pasar dari IG.
"Jika harga energi tetap tinggi dalam jangka panjang, biaya produksi dan distribusi akan membengkak, yang pada akhirnya menekan daya beli dan mempersempit ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Penampakan Warga Teheran Panik Berhamburan Saat Diserang Israel