Survei Litbang Kompas: 94,4% Masyarakat Setuju Program Sekolah Rakyat

7 hours ago 1

Jakarta -

Program Sekolah Rakyat gagasan Presiden Prabowo Subianto mendapat sambutan positif dari masyarakat. Hal itu tercermin dari hasil survei Litbang Kompas.

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 94,4 persen masyarakat setuju dengan Program Sekolah Rakyat. Dari jumlah tersebut, 28,2 persen menyatakan sangat setuju. Keyakinan publik terhadap efektivitas program ini pun sangat tinggi. Sebanyak 83,9 persen responden percaya Sekolah Rakyat dapat mengatasi persoalan anak putus sekolah dan menjadi solusi keluar dari jerat kemiskinan.

Survei ini juga mengungkap keyakinan publik tidak hanya berasal dari kelompok bawah sebagai target, tetapi juga dari kelas menengah hingga atas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program pemerintah ini mendapat dukungan dari publik. Selain didukung, keyakinan dan optimisme tinggi. Program sekolah rakyat ini akan berhasil mencapai tujuannya, memberi kesempatan Pendidikan, mengatasi putus sekolah dan solusi mengatasi kemiskinan," kata Peneliti Litbang Kompas MB Dewi Pancawati dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5/2025).

Hal ini disampaikannya saat audiensi dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di kantor Kemensos, Kamis (22/5).

Meski demikian, Desi mengatakan tantangan Program Sekolah Rakyat tetap ada. Litbang Kompas mencatat tingkat pemahaman masyarakat terhadap teknis dan manfaat program ini masih belum merata.

"Resosialisasi ini lebih masif dan jadi lebih tepat sasaran," jelas Desi

Sementara itu Gus Ipul mengatakan saat ini pemerintah menargetkan Sekolah Rakyat akan hadir di 100 titik di seluruh Indonesia. Sebanyak 65 titik sudah dipastikan siap digunakan pada Juli 2025, dengan kapasitas hingga 6.000 lebih siswa.

Ke depan, sesuai arahan Prabowo, nantinya akan dibangun 200 Sekolah Rakyat. Adapun sebanyak 100 partisipasi swasta, dan 100 dari APBN.

Sekolah Rakyat, kata Gus Ipul, juga akan dilengkapi dengan fasilitas pendidikan berbasis asrama, laboratorium, ruang olahraga, serta kegiatan pengembangan keterampilan. Model ini diharapkan dapat membentuk individu unggul dari kelompok paling miskin.

Dengan model ini, Gus Ipul menegaskan siapapun bisa masuk menjadi siswa dengan syarat dari keluarga miskin. Hal ini sesuai dengan tujuan program Sekolah Rakyat yang memang ditujukan bagi siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang berada di desil 1 dan 2 DTSEN, untuk memutus mata rantai kemiskinan.

Lebih lanjut, Gus Ipul mengatakan kurikulum Sekolah Rakyat dirancang khusus oleh Kemendiksasmen dengan mengedepankan asas kesetaraan dan pengembangan potensi. Program ini menggunakan sistem multi-entry, multi-exit serta disesuaikan dengan karakter dan kemampuan masing-masing anak.

"Kalau burung, jangan disuruh berenang. Sapi jangan disuruh terbang. Anak-anak kita punya keunikan sendiri. Ada yang ukurannya burung, kucing, sapi semua punya keunggulan masing-masing," kata Gus Ipul.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemberitaan Kompas TV, Yogie Arief Nugroho menyampaikan berdasarkan data, tercatat bahwa Program Sekolah Rakyat sudah mulai diterima masyarakat.

"Bukan sesuatu yang sulit untuk dicerna publik Sekolah Rakyat ini," pungkasnya.

Sebagai informasi, survei digelar pada 7-12 April 2025 dengan melibatkan 1.200 responden secara acak di 38 provinsi.

Simak juga Video: Mensos Undang Sejumlah Menteri, Pastikan Sekolah Rakyat Siap Juli 2025

(akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |