Resmi Berdiri Jelang RUPS, Ini Prospek JV ANTM-Hong Kong CBL!

1 day ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten emas pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) resmi membentuk Joint Venture (JV) bersama Hongkong CBL Limited (HKCBL), afiliasi dari CATL. Perusahaan patungan ini bernama PT Nickel Cobalt Halmahera (HPAL JVCO).

Perusahaan itu resmi didirikan pada 10 Juni 2025 lalu, hanya berselang dua hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilaksanakan pada Kamis hari ini (12/6/2025).

Pendirian perusahaan patungan itu merupakan bagian dari rangkaian transaksi dalam proyek baterai kendaraan listrik (EV Battery Project). Proyek tersebut juga merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang bertujuan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik secara menyeluruh di Indonesia, mulai dari penambangan hingga daur ulang baterai.

Dalam HPAL JVCO, ANTAM memiliki porsi kepemilikan sebesar 30% dengan kontribusi modal awal sebesar Rp3 miliar, sementara HKCBL memegang 70% sisanya.

Pendirian HPAL JVCO merupakan bagian dari Transaction Series yang juga mencakup divestasi saham ANTM di PT Sumberdaya Arindo dan PT Feni Haltim kepada HKCBL, serta investasi oleh PT Industri Baterai Indonesia (IBC) dalam JVCO manufaktur baterai.

Nilai keseluruhan transaksi mencapai 21,87% dari ekuitas ANTM sehingga dikategorikan sebagai Transaksi Material menurut POJK 17/2020. Berdasarkan laporan penilai independen, transaksi ini dinyatakan layak secara finansial dan wajar, dengan proyeksi menghasilkan nilai ekonomi positif bagi perusahaan.

Sebagai catatan, Direksi dan Komisaris ANTAM menegaskan bahwa transaksi ini tidak mengandung konflik kepentingan dan bukan merupakan transaksi afiliasi, serta seluruh informasi material telah disampaikan secara transparan.

Pendirian perusahaan patungan ini juga sudah diumumkan dan mencapai kesepakatan pada Desember 2023. Dengan JV ini, ANTM menunjukkan diri lebih serius menggarap hilirisasi cobalt dan nikel melalui smelter HPAL yang hasilnya bisa digunakan untuk material EV.

Keterlibatan ANTM dalam ekosistem EV ini juga semakin didorong oleh prospek kenaikan harga nikel terimbas dari larangan ekspor bijih nikel Filipina dan pembatasan kuota produksi penambahan nikel oleh Indonesia.

Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, milik konsorsium Antam dengan Inalum. (Dok. MIND ID)Foto: Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, milik konsorsium Antam dengan Inalum. (Dok. MIND ID)
Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, milik konsorsium Antam dengan Inalum. (Dok. MIND ID)

Selain dari segmen nikel, ANTM tentunya juga diuntungkan dengan prospek emas yang semakin berkilau tahun ini. Sudah beberapa kali harga emas mencetak rekor dan masih on track dalam tren naik.

Hal ini terjadi seiring dengan banyaknya ketidakpastian mulai dari konflik geopolitik, perang dagang, inflasi, efek suku bunga tinggi, sampai risiko perlambatan ekonomi. Akibat hal-hal itu, emas menjadi salah satu pilihan untuk safe haven yang banyak diburu masyarakat.

ANTM sebagai penyedia emas batangan di Tanah Air pun dapat berkahnya. Pada kuartal pertama tahun ini, kinerja keuangan terbilang moncer. Laba bersih tercatat senilai Rp 2,33 triliun, melesat 10 kali lipat dibandingkan periode yang sama di 2024 yang sebesar Rp 210.59 miliar.

Untuk diketahui, lonjakan laba bersih Antam yang mencapai 10 kali lipat ini, ditopang oleh kenaikan penjualan yang mencapai 203% menjadi Rp 26,15 triliun di kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal menarik, penjualan domestik mendominasi 95% dari total pendapatan Antam.

Penjualan emas Antam menjadi tulang punggung dengan total Rp 21,61 triliun, atau naik 182% dan menyumbang 83% dari total penjualan di kuartal I-2025.

Sepanjang periode tersebut, Antam menjual 13,739 ton emas batangan. Naik 93% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan nikel juga tercatat naik 581%, menjadi Rp 3,77 triliun. Produksi feronikel mencapai 4.498 ton.

Sementara penjualan bauksit dan alumina mencapai Rp 708,75 miliar, atau naik 102% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berkat prospek cerah ini, saham ANTM juga menjadi incaran asing. Selama dua bulan sampai 11 Juni 2025, asing telah mengakumulasi saham emas ini senilai lebih dari Rp2 triliun.

Sejumlah sekuritas juga menyematkan rating overweight untuk saham ANTM dengan target harga lebih tinggi.

JPMorgan memberikan target harga ANTM bisa ke Rp3850 per lembar, jika dibandingkan dengan harga hari ini sampai pukul 10.45 WIB di Rp3.280 per lembar bisa memberikan cuan sampai 17,38%

Institusi lain UOB Kayhian memberikan target lebih agresif lagi bisa ke Rp4600 per lembar, merepresentasikan upside lebih dari 40%.

Meski begitu, patut dipahami bahwa target ini tidak dicapai dalam waktu jangka pendek. Biasanya, target yang disematkan institusi atau sekuritas membutuhkan waktu sekitar satu tahun.

Jadi, sebagai investor tetap perlu memperhatikan momentum secara teknikal supaya dapat momentum harga yang lebih optimal untuk dapat keuntungan dan lebih siap untuk menghadapi volatilitas lantaran harga ANTM sudah naik siginifikan sejak awal tahun akan memicu koreksi normal dalam jangka pendek.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |