RI Bakal Ekspor Listrik ke Singapura Tapi Ada Syaratnya..

18 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Indonesia baru saja menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama ekspor listrik ke Singapura sebesar 3,4 Giga Watt (GW) hingga tahun 2035 mendatang.

Kesepakatan tersebut, kata Bahlil, dapat dieksekusi dengan syarat bahwa Singapura harus membangun kawasan industri energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, khususnya yang direncanakan di Kepulauan Riau.

"Saya katakan bahwa hubungan kerjasamanya harus kita lakukan, tapi win-win. Kita kirim listrik ke saudara kita di Singapura, sekarang dalam hasil negosiasi, nanti pemerintah Singapura bersama-sama dengan Indonesia untuk membangun kawasan industri bersama," katanya dalam acara penandatanganan MoU Indonesia-Singapura, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Lebih lanjut, Bahlil menyebutkan pihaknya bersama dengan Singapura sudah melakukan pembicaraan panjang bukan hanya perihal kesepakatan ekspor listrik, namun juga perihal zona industri berkelanjutan dan kerja sama penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage/CCS).

"Ini yang saya maksudkan untuk apa? Agar maju bersama-sama. Kita membangun hilirisasi sebagian di sini, kita membangun hilirisasi di sini, dan teman-teman kita di sana, saudara-saudara kita di Singapura, ya kita kirim energi baru terbarukan. Tidak hanya itu, karena asas kebersamaan dari kewargaan, kita juga harus mau membuka diri untuk menerima program dan kerjasama terhadap CCS," katanya.

Bahlil berharap, kesepakatan bilateral tersebut bisa memperluas potensi kerja sama Indonesia dengan negara tetangga lainnya untuk mendorong program hilirisasi Tanah Air.

"Kita kasih kepada saudara-saudara kita di negara tetangga listrik, tapi saudara-saudara kita di negara tetangga juga melakukan kerja sama dengan kita untuk kita bangun kawasan industri dalam mendorong hilirisasi. Itu sebenarnya esensinya. Dan tiga-tiganya ini paralel," tandasnya.

Detailnya, rencana perdagangan listrik energi baru terbarukan (EBT) lintas batas hingga tahun 2035 ini sebesar 3,4 Giga Watt (GW) dengan potensi investasi sebesar US$ 30-50 miliar untuk pembangkit panel surya dan US$ 2,7 miliar untuk manufaktur panel surya dan BESS.

Adapun, potensi tambahan devisa per tahun sebesar US$ 4-6 miliar dan potensi tambahan lapangan kerja baru sebanyak 418 ribu orang.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 60% Proyek Listrik Baru RI Sampai 2034 Direncanakan dari Energi Hijau

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |