Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) tengah fokus mempercepat hilirisasi melalui proyek strategis Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok aluminium nasional dan mengurangi ketergantungan Impor bahan baku.
Jika proyek ini berjalan, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Melati Sarnita optimis kinerja perusahan bisa tumbuh hingga 48% dalam 5 tahun ke depan.
Adapun proyek ini ditargetkan bisa menambah kapasitas produksi aluminium sebesar 600 ribu ton. "Growth 5 tahun kita bisa 43%-48%," kata Melati dalam acara Economic Update 2025, Rabu, (18/6/2025).
Seperti diketahui, sepanjang 2024, produksi aluminium Inalum mencapai 274.230 ton, naik 27,61% dibanding tahun sebelumnya. Volume penjualan juga tumbuh 25,55% menjadi 276.381 ton, mencerminkan kinerja operasional yang semakin efisien dan daya saing yang meningkat di tengah fluktuasi harga komoditas global.
Dari sisi keuangan, Inalum membukukan pendapatan sebesar US$ 716,9 juta dengan EBITDA mencapai US$ 179,2 juta dan laba bersih US$ 123,7 juta. Total aset perusahaan tercatat sebesar US$ 2,47 miliar, menunjukkan kekuatan finansial yang solid sebagai modal ekspansi ke depan.
Selain itu, perusahaan juga meraih skor ACGS sebesar 81,01%, atau melampaui standar minimum penilaian. Kontribusi kepada negara juga terus ditingkatkan. Inalum menyetor pajak dan kewajiban nonpajak sebesar US$ 70,9 juta, serta merealisasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) senilai Rp 28,09 miliar. Nilai Social Return on Investment (SROI) dari program tersebut mencapai 1:8, mencakup bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Ekonom Amerika Buka-Bukaan Nasib Ekonomi Indonesia