Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana akibat hujan monsun yang mengguyur bagian barat India terus menelan korban. Sedikitnya 18 orang dilaporkan tewas sejak Senin (16/6/2025) di negara bagian Gujarat akibat badai, sambaran petir, dan bangunan roboh.
Pemerintah negara bagian Gujarat menyatakan bahwa hujan lebat mengguyur sejumlah wilayah, terutama di bagian selatan, hingga memicu banjir mendadak dan kondisi cuaca ekstrem yang mengancam keselamatan warga.
"Sebanyak 18 orang kehilangan nyawa dalam insiden terkait hujan, sementara puluhan lainnya telah berhasil diselamatkan di daerah-daerah dataran rendah oleh tim tanggap bencana," kata pernyataan pemerintah negara bagian Gujarat, dikutip dari AFP, Rabu (18/6/2025).
Kota Palitana dan Jesar menjadi wilayah yang paling terdampak, dengan curah hujan mencapai 867 milimeter atau sekitar 34 inci hanya dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Angka tersebut melampaui rata-rata curah hujan bulanan di banyak wilayah di India.
Komisioner Penanggulangan Bencana Gujarat, Alok Kumar Pandey, menyebut bahwa seluruh korban meninggal dunia akibat badai ekstrem yang disertai sambaran petir serta runtuhnya struktur bangunan yang tak mampu menahan derasnya hujan.
"Negara bagian telah bersiaga penuh untuk menghadapi situasi ini, dan koordinasi antar-departemen tengah diperkuat untuk memastikan operasi penyelamatan dan bantuan berjalan cepat dan efektif," ujar Pandey.
Salah satu operasi penyelamatan yang menonjol melibatkan 18 pekerja pertanian yang terjebak di kebun mangga di wilayah Gadhada. Tim penyelamat berhasil mengevakuasi mereka dalam kondisi selamat. Selain itu, 22 orang lainnya berhasil diselamatkan dari distrik Surendranagar setelah rumah mereka terendam air dari sungai yang meluap.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NDRF) juga telah mengerahkan tim tambahan ke beberapa distrik yang dinilai berisiko tinggi mengalami banjir bandang dan tanah longsor akibat intensitas hujan yang terus meningkat.
Musim monsun di India, yang berlangsung dari Juni hingga September, memang menjadi momen krusial untuk mengisi kembali cadangan air dan menurunkan suhu panas ekstrem. Namun, musim ini juga kerap disertai bahaya bencana alam.
Setiap tahun, puluhan hingga ratusan nyawa melayang akibat banjir mendadak, tanah longsor, dan bencana cuaca lainnya di negara berpenduduk 1,4 miliar tersebut.
Pihak berwenang terus mengimbau warga di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi evakuasi jika diperlukan. Pemerintah Gujarat juga telah mendirikan pusat-pusat pengungsian sementara serta menyiagakan logistik bantuan darurat bagi warga yang terdampak.
Dengan prakiraan cuaca yang menunjukkan hujan lebat masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, fokus pemerintah saat ini tertuju pada upaya tanggap darurat, penyelamatan korban, serta pencegahan jatuhnya korban tambahan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Malapetaka Hantam Tetangga RI, Panas Mendidih & Banjir Sekaligus