Pertahanan Iran Runtuh Seketika, Terungkap Serangan dari Dalam Israel

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) resmi bergabung dengan Israel dalam perang melawan Iran. Presiden AS Donald Trump mengatakan rudal AS telah menyerang 3 situs nuklir Iran. Satu di antaranya dikatakan sudah lenyap.

Terpisah, Israel sendiri masih dalam ketegangan tinggi dengan Iran. Pada Jumat (20/6) pekan lalu, Tel Aviv memulai serangan udara ke wilayah Negeri Para Mullah itu untuk melumpuhkan sejumlah fasilitas nuklir yang diduga digunakan untuk pengembangan senjata berbahaya.

Namun, ada sejumlah sorotan lain yang ada dalam serangan tersebut. Hal ini terkait dengan drone-drone Israel yang disebutkan telah diproduksi di dalam negeri Iran oleh sejumlah agen Negeri Zionis itu. 

Dari saat-saat pertama serangan, saksi mata melaporkan penampakan atau suara drone kecil dan FPV (First Person View) di langit beberapa kota di Iran, terutama Teheran. Video yang dirilis oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan drone-drone kecil ini menyerang sistem rudal Iran.

Rekaman tambahan bahkan menampilkan drone-drone tersebut diluncurkan dari Iran, menunjukkan penggunaannya untuk menyerang target di dalam negeri. Televisi pemerintah Iran pun turut menayangkan gambar-gambar truk dan van yang disamarkan, yang digunakan untuk mengangkut drone, serta gambar-gambar pabrik yang ada di Tehran dan Isfahan.

Sebagai respons terhadap meluasnya taktik ini oleh agen-agen Israel yang menyusup ke Iran, pasukan keamanan rezim Iran pada 14 Juni terpaksa secara terbuka mendesak rakyat Iran untuk tetap waspada dan melaporkan setiap truk, van, atau aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang.

Lalu, bagaimana sebenarnya Israel dapat membangun pusat produksi drone di jantung Iran?

Farzin Nadimi, seorang peneliti di Washington Institute dan ahli persenjataan Iran, menjelaskan bahwa telah diketahui selama bertahun-tahun tentang penyusupan mendalam aset-aset Israel, hampir di seluruh tingkat Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC), dinas intelijen IRGC, dinas intelijen Iran lainnya, militer, dan di kalangan politisi.


"Menurut pendapat saya, penyebab utamanya bisa jadi korupsi. Tapi bukan hanya itu. Banyak yang dipertaruhkan ketika bekerja dengan Israel di Iran," jelas Nadimi.

"Dengan semua risiko yang terlibat, uang tidak bisa menjadi satu-satunya motivasi. Ketika mereka melihat betapa korupnya sistem itu, mereka kehilangan rasa hormat dan kesetiaan terhadapnya, dan semakin tinggi pangkat mereka, semakin baik mereka memahami betapa korupnya seluruh sistem."

Nadimi menekankan bahwa ia tidak terkejut bahwa dinas intelijen Iran lengah oleh drone-drone ini. Faktanya, tidak terlalu rumit untuk menyelundupkannya ke Iran.

Drone-drone ini terdiri dari bagian-bagian kecil yang mudah diselundupkan ke Iran. Banyak bagian yang mudah diproduksi di Iran, seperti bagian fiberglass. Kontrol dan bagian elektronik lainnya akan mudah diselundupkan ke Iran melalui wilayah Teluk Persia, misalnya Dubai dan perbatasan lainnya.

"Untuk misi kompleks seperti ini, bagaimanapun, Anda tidak bisa sepenuhnya mengandalkan warga lokal dan aset lokal, Anda perlu memiliki agen di lapangan. Mereka telah merencanakan ini sejak lama. Mereka mengklaim telah mengerjakan rencana ini selama bertahun-tahun," tambah Nadimi.

Ini bukan pertama kalinya agen Israel menyusup ke Iran dalam beberapa tahun terakhir. Pada Juli 2024, Israel berhasil menargetkan dan membunuh Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, saat berkunjung ke Teheran. Ia tewas dalam serangan presisi di kamarnya di sebuah kompleks yang dilindungi di Iran utara.

Lalu, pada 27 November 2020, Israel juga berhasil melenyapkan Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan yang diyakini oleh lembaga intelijen Barat dan Israel sebagai dalang di balik "Proyek Amad", upaya rahasia Iran untuk membangun bom nuklir.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Dipakai Bos Intel AS Bahas Rahasia, Aplikasi Saingan WA Buka Suara

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |