Orang Tua Jangan Katakan 10 Kalimat Ini Jika Mau Anak Sukses

4 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pola asuh orang tua punya peran besar dalam membentuk karakter dan masa depan anak. Kata-kata yang kita ucapkan, baik sengaja maupun tidak, bisa berdampak jangka panjang pada psikologi anak.

Untuk itu, ada beberapa kalimat yang sebaiknya dihindari orang tua agar anak bisa tumbuh jadi pribadi yang percaya diri dan berpotensi sukses. Berikut daftarnya


Jangan Bandingkan Anak dengan Orang Lain

Membandingkan anak dengan teman, saudara, atau anak tetangga bisa melukai perasaannya dan membuatnya merasa tidak cukup baik. Kalimat seperti, "Lihat si Budi, dia lebih pintar dari kamu!" atau "Kenapa kamu tidak bisa seperti kakakmu?" bisa menurunkan rasa percaya diri anak dan memicu rasa iri. Setiap anak unik dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Fokuslah pada potensi dan perkembangan pribadi mereka, bukan membandingkannya dengan standar orang lain.


Hindari Mengkritik Fisik Anak


Mengkritik penampilan fisik anak, bahkan dalam konteks bercanda, bisa menanamkan rasa tidak aman pada diri mereka. Ucapan seperti, "Kamu gemuk sekali!" atau "Rambutmu jelek sekali!" dapat membuat anak merasa malu dan cemas tentang tubuhnya. Penting untuk mengajarkan anak mencintai diri apa adanya dan fokus pada kesehatan serta kebaikan hati.

Jangan Remehkan Perasaan Anak


Ketika anak menunjukkan emosi seperti sedih, marah, atau kecewa, jangan pernah meremehkannya dengan kalimat seperti, "Begitu saja kok sedih?" atau "Cengeng banget!" Ini akan membuat anak merasa perasaannya tidak valid dan mungkin akan menekan emosinya di kemudian hari. Validasi perasaan mereka, misalnya dengan mengatakan, "Mama tahu kamu sedih, yuk cerita," akan membantu anak belajar mengelola emosi dengan sehat.


Hati-hati dengan Ucapan Negatif tentang Diri Sendiri


Orang tua adalah cerminan bagi anak. Jika Anda sering mengucapkan kalimat negatif tentang diri sendiri di depan anak, seperti, "Mama ini payah sekali," atau "Aku tidak pernah bisa melakukan ini," anak bisa meniru pola pikir tersebut. Mereka mungkin akan menginternalisasi ketidakpercayaan diri Anda dan merasa tidak mampu juga. Tunjukkan contoh positif dengan bersikap optimis dan mau belajar dari kesalahan.


Berpikir Sebelum Mengucapkan Janji


Menjanjikan sesuatu pada anak kemudian tidak menepatinya bisa merusak kepercayaan mereka. Kalimat seperti, "Nanti kalau nilai kamu bagus, kita liburan ke Disneyland ya," tapi tidak pernah terwujud, bisa membuat anak kecewa dan sulit percaya pada perkataan Anda di masa depan. Lebih baik tidak berjanji jika tidak yakin bisa menepatinya, atau jelaskan alasannya jika memang terpaksa tidak bisa menepati.


Hindari Ancaman Kosong


Mengancam anak dengan konsekuensi yang tidak akan Anda jalankan, seperti, "Kalau kamu nakal lagi, nanti Papa buang!" atau "Mama tidak akan sayang kamu lagi!" hanya akan membuat anak bingung dan tidak menganggap serius disiplin Anda. Ini juga bisa menanamkan rasa takut dan kecemasan, bukan pengertian tentang aturan. Berikan konsekuensi yang logis dan realistis sesuai dengan kesalahan anak.


Jangan Langsung Mengatakan "Tidak" Tanpa Penjelasan


Ketika anak meminta atau ingin melakukan sesuatu, jangan langsung menjawab "Tidak boleh!" tanpa memberikan alasan. Ini bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan tidak mengerti mengapa ia dilarang. Luangkan waktu untuk menjelaskan alasan di balik larangan tersebut, misalnya, "Tidak boleh naik meja karena berbahaya, nanti kamu bisa jatuh." Ini akan membantu anak memahami batas dan belajar mengambil keputusan yang lebih baik.


Ekspektasi yang terlalu tinggi dan menuntut anak selalu sempurna bisa memberikan tekanan berlebihan pada mereka. Ucapan seperti, "Kamu harus dapat nilai 100!" atau "Kenapa sih kamu tidak pernah bisa benar?" bisa membuat anak takut mencoba hal baru karena takut gagal. Biarkan anak tahu bahwa belajar dari kesalahan itu wajar dan yang terpenting adalah usaha serta kemauan untuk berkembang.


Hindari Frasa "Cepatlah!" atau "Buruan!"


Mendesak anak untuk melakukan sesuatu dengan terburu-buru, terutama saat mereka sedang belajar atau melakukan aktivitas baru, bisa membuat mereka cemas dan merasa tertekan. Kalimat seperti, "Cepatlah, kita sudah telat!" atau "Buruan, jangan lambat!" dapat merusak proses belajar mereka dan membuat mereka merasa tidak kompeten. Beri mereka waktu dan dukungan yang cukup.


Jangan Gunakan Kata-Kata Kasar atau Negatif


Kata-kata kasar, makian, atau sebutan negatif seperti "Bodoh!" atau "Malas!" memiliki dampak yang sangat merusak pada psikologi anak. Ini bisa menghancurkan harga diri mereka dan membuat mereka percaya bahwa mereka memang seperti yang diucapkan. Gunakan bahasa yang positif dan membangun, serta fokus pada perilaku yang ingin diubah, bukan pada identitas anak.

Dengan menghindari sepuluh kalimat di atas dan menggantinya dengan komunikasi yang positif serta suportif, orang tua bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, tangguh, dan siap meraih kesuksesan.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 5 Kesalahan Orang Tua Saat Mendidik Anak, Nomor 1 Sering Terjadi

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |