Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia tidak menunjukkan penguatan lama saat perang di wilayah Timur Tengah makin berkecamuk. Meskipun konflik regional meningkat pada tanggal 13-22 Juni 2025, harga emas tetap dalam kisaran konsolidasi.
Konflik Israel dengan Iran yang berlangsung kurang dari dua minggu (13-24 Juni 2025), sebagian besar intensitas hanya sekitar 10-12 hari. Pasokan emas global pun tidak terguncang, jadi reaksi pasar cenderung merespon dari data ekonomi dan ekspektasi suku bunga ketimbang geopolitik.
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia Research, harga emas cenderung mengalami penurunan selama perang yang berlangsung dalam 12 hari tersebut.
Pergerakan emas kurang memberikan respon baik dikarenakan durasi dan intensitas konflik relatif terbatas, tidak memicu kepanikan pasar global.
Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang relatif kuat seperti PMI manufaktur dan jasa hingga inflasi mendekati target, mendorong ekspektasi pasar terhadap suku bunga tetap tinggi. Hal ini memperkuat dolar AS dan menekan permintaan terhadap aset non-disipendio seperti emas.
Selain itu, meningkatnya optimisme pasar setelah perjanjian dagang AS China dan pemulihan ekonomi global menggeser alokasi investor dari safe haven seperti emas ke aset berisiko seperti saham.
Meskipun begitu, emas telah lama dianggap sebagai safe haven atau tempat perlindungan yang aman bagi investor, terutama selama periode ketidakpastian politik dan gejolak geopolitik, seperti yang terjadi saat perang atau krisis internasional.
Dalam catatan sejarah dua perang sebelumnya, harga emas selalu melonjak begitu konflik meletus.
Harga emas melonjak 4,63% dua pekan setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari 2022. Harga emas terbang 8,12% dua pekan setelah konflik Israel vs Hamas meletus pada 23 Oktober 2023. Sebaliknya, hampir dua pekan setelah Israel vs Iran perang, harga emas justru melemah 1,7%.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)