Jakarta -
Jakarta tidak hanya menghadirkan kemegahan gedung-gedung pencakar langit yang berada di pusat kota. Namun, daerah ini juga memiliki kekayaan dalam aspek budaya dan kesenian.
Daerah yang dulunya disebut sebagai Batavia ini kerap menarik minat para perantau untuk mengadu nasib membuat proses akulturasi berlangsung begitu cepat. Faktor itu lah yang membuat kebudayaan dan kesenian Jakarta terus berkembang.
Akulturasi merupakan proses perubahan budaya yang terjadi ketika lebih dari satu kelompok berinteraksi dan saling memberikan pengaruh. Salah satu wujud akulturasi yakni terlihat dari kesenian Ondel-ondel. Kesenian ini merupakan wujud dari akulturasi antara kebudayaan Betawi dan Tionghoa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara historis, ondel-ondel dulunya kerap digunakan untuk upacara tolak bala atau wabah penyakit yang merugikan masyarakat. Pada masa itu, masyarakat percaya bahwa kehadiran ondel-ondel mampu menjauhkan kehidupan mereka dari hal-hal yang buruk.
Meskipun begitu, boneka yang berukuran besar syarat akan makna di setiap ornamennya. Hal itu terlihat dari pemilihan warna untuk topeng ondel-ondel pria atau wanita.
Khusus ondel-ondel pria biasanya menggunakan warna merah sebagai simbol untuk menunjukkan keberanian dan perkasa. Sementara untuk ondel-ondel wanita biasanya berwarna putih yang mengandung makna agar setiap perempuan menjaga kesuciannya.
Sementara itu, kembang kelapa di atas kepala ondel-ondel berarti kekuatan. Pohon kelapa memiliki akar kuat yang semua unsur tubuhnya bisa dimanfaatkan. Sepasang ondel-ondel juga punya nama yaitu Kobar untuk laki-laki dan Borah untuk perempuan.
Kobar menyimbolkan manusia harus mencari nafkah di dunia. Sedangkan Borah adalah simbol akhirat, yaitu manusia harus selalu berbuat baik dan ingat kepada tuhan.
Meskipun begitu, saat ini ondel-ondel sudah bertransformasi yang kerap digunakan untuk media hiburan. Langkah itu juga sebagai upaya untuk terus melestarikan kesenian ondel-ondel.
Pertunjukan ondel-ondel bakal hadir di acara Malam Puncak HUT Ke-498 Jakarta yang mengusung tema 'Bentang Harapan JakASA: Menuju 5 Abad Jakarta'. Acara tersebut bakal diisi dengan rangkaian kegiatan meriah mulai dari pertunjukan budaya hingga acara musik.
Acara tersebut diselenggarakan bertujuan untuk mengingat perjalanan sejarah Jakarta. Dengan usianya yang hampir 5 abad atau 500 tahun ini, Jakarta memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Malam Puncak HUT Ke-498 Jakarta bakal diselenggarakan pada Minggu, 22 Juni 2025, pukul 17.00-23.00 WIB di Taman Lapangan Banteng. Acara tersebut juga bisa disaksikan secara live streaming di detikcom.
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini