Keheranan Jemaah Haji Depok Mendarat Darurat, Ternyata Ada Ancaman Bom

5 hours ago 2
Jakarta -

Sebanyak 442 anggota jemaah haji asal Depok sempat diterpa rasa takut lantaran pesawatnya yang ditumpangi diancam bom. Terpaksa, pesawat rute Jeddah-Jakarta itu mendarat darurat di Medan tanpa memberi tahu para penumpang.

Pesawat Saudia Airlines SV5276 itu mendarat darurat di Bandara Kualanamu pada Selasa (17/6/2025). Saat mendarat, salah satu penumpang bernama Hans (54) mengaku heran.

Hans menyebutkan para penumpang merasa bingung dan kaget saat turun di Bandara Kualanamu sejumlah mobil damkar menghampiri pesawatnya. Jemaah saat itu juga diminta turun dari pesawat secepatnya tanpa tahu alasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, saat itulah kita bertanya-tanya kenapa kita diturunkan di sini. Sampai di situ kan masih belum tahu apa. Baru tiba-tiba masuk mobil gegana. Nah di situlah ada apa ya. Nah di situ mulai banyak, oh ada sesuatu yang berbeda. Nah sejak itulah kita monitor," ujar Hans saat ditemui detikcom. Rabu (18/6).

Hans mengatakan tidak ada pengumuman resmi terkait jemaah yang diturunkan di Kualanamu. Kemudian, muncul kabar terkait adanya teror bom.

"Itu pun juga masih, ah paling-paling hoaks dan semacamnya itu. Berarti belum ini lah, belum ada kepastian lah. Sampai akhirnya mulai muncul berita dari, ya kayak wartawan berita dari detik, dari Kompas. Ya seperti itulah mulai ada, mulai ada apa ya sampai begitu. Waduh kok bisa begini ya," ungkapnya.

Hans mengatakan saat itu jemaah tak menunjukkan kepanikan. Namun jemaah bersyukur karena sudah turun dari pesawat dengan selamat.

"Biasa aja, jadi kecenderungan heran. Heran, karena ya antara heran, antara mau bilang takut juga, alhamdulillah enggak, karena kita sudah berhasil turun kan. Sudah berhasil turun, jadi takut tuh enggak," tuturnya.

"Cuman agak ditakutkan kalau memang kejadian, kalau memang mendapat pesawat yang sama. Sampai ada berita yang namanya teknis peledakan bom seperti apa, gimana ya, itu baru mulai agak takut-takut," tutupnya.

Ancaman bom di pesawat tersebut mulanya diterima PT Angkasa Pura via e-mail. Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan Asri Santosa mengatakan pesan ancaman itu diterima melalui e-mail Kementerian Perhubungan. Pengirim pesan diduga berada di India.

Disambut Tangis Haru

Jemaah haji penumpang Saudia Airlines tiba di Depok. (Devi/detikcom) Jemaah haji asal Depok. (Devi/detikcom)

Ratusan anggota jemaah haji itu sudah tiba di Balai Kota Depok. Tangis haru keluarga menyambut anggota keluarganya.

Pantauan detikcom di Balai Kota Depok, Rabu (18/6/2025), pukul 15.20 WIB, terlihat keluarga jemaah sudah menunggu di lokasi. Saat bus jemaah datang, tampak mereka terharu dan senang sembari melambaikan tangan.

Saat bus parkir, mereka langsung menghampiri, kemudian berpelukan rindu usai ditinggal ibadah haji. Ada yang bersalaman dan berpelukan dengan nenek, kakek, dan ayahnya yang menjadi jemaah haji. Mereka kemudian membawakan koper anggota keluarganya.

"Insyaallah kalau jam 10.55 tiba di Bandara perkiraan estimasi ke Bekasi itu asrama haji sekitar 2 jam lah atau jam 2-an gitu, atau setengah 2. Jadi perkiraan dari Bekasi asrama haji ke Depok itu jam 3-4," kata Kepala Kemenag Depok Enjat Mujiat kepada wartawan, Rabu (18/6).

Enjat mengungkapkan kondisi terkini jemaah yang terdiri atas 442 orang itu sehat.

"Kami memastikan jemaah haji Depok dalam badan sehat walafiat dengan jumlah 207 dari laki-laki dan 235 dari perempuan, include dengan petugas kloter itu berjumlah 442 jemaah haji," tuturnya.

Densus 88 Dalami Motif

Personel TNI dikerahkan untuk membantu sterilisasi pesawat Saudia yang menerima ancaman bom dan mendarat di Bandara Kualanamu. (Dok Kodam I/BB) Personel TNI dikerahkan untuk membantu sterilisasi pesawat Saudia yang menerima ancaman bom dan mendarat di Bandara Kualanamu. (dok. Kodam I/BB)

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ikut mendalami terkait ancaman bom ini. Tujuannya guna memastikan ancaman tidak berkembang jadi sesuatu yang berbahaya.

"Kita dari awal telah merespons itu dengan pengembangan, tapi sampai sekarang belum ditemukan (bom)," kata juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, kepada wartawan, Rabu (18/6).

Mayndra menyebutkan pendalaman masih terus dilakukan berkoordinasi dengan pihak Saudi Arabia. Sebab, objek yang diancam adalah aset Saudi, yakni SV-5726.

Sebagaimana informasi pesan teror bom itu diketahui menggunakan bahasa Inggris. Pesan ancaman itu diterima melalui e-mail Kementerian Perhubungan. Pengirim pesan diduga berada di India.

"Itu dari e-mail kita melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri. Apakah ancaman dari luar negeri, kita juga berkoordinasi dengan otoritas dari Saudi," jelas Mayndra.

"Karena kan objek yang diancam itu asetnya Saudi yang ada di Indonesia. Karena Saudi Airlines kan punya Saudi ya. Bahwa itu adalah benar, bahwa maskapai itu diancam," terangnya.

Mayndra belum berbicara lebih jauh perihal ancaman yang dikirim melalui email tersebut. Dia memastikan terus melakukan koordinasi untuk mereduksi ancaman tersebut. Dia juga menyatakan situasi masih aman.

"Dari hasil pengembangan masih seperti itu, artinya gini, belum ditemukan adanya ancaman dalam negeri," tutur Mayndra.

"Sampai sekarang belum ada (ditemukan bom). Kita juga masih koordinasi dengan antar negara juga," pungkasnya.

(azh/rfs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |