Jakarta, CNBC Indonesia - Koordinator Penjangkauan Komunitas Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) di Indonesia Andre Barahamin, mengungkapkan sebanyak 101 perusahaan tambang di 36 negara telah terlibat dalam proses audit IRMA, berbasis praktik pertambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Ia lantas menjelaskan bahwa IRMA sendiri secara khusus fokus pada komoditas yang dikategorikan sebagai mineral kritis. Namun tidak termasuk batu bara dan uranium.
"Jadi selain batu bara dan uranium itu kami melakukan audit dan di IRMA itu sendiri saat ini ada 101 perusahaan di 36 negara yang sudah engage dengan IRMA dan ada 53 jenis kritikal mineral," kata Andre dalam Economic Update 2025, CNBC Indonesia dikutip Kamis, (19/06/2025).
Menurut Andre, Standar IRMA terdiri dari empat pilar utama, yang terbagi dalam 26 bab dan didetailkan ke dalam lebih dari 400 indikator. Meskipun terdengar banyak, ia mengatakan bahwa hal ini merupakan bentuk keseriusan IRMA dalam mengurai aspek-aspek yang selama ini dianggap terlalu umum.
"Jadi di IRMA kami percaya terutama di sektor mineral kritis di Indonesia, di usianya yang masih sangat muda kita masih punya kesempatan untuk kemudian memperbaiki tata kelolanya dan salah satu bukti komitmen perbaikan tata kelola adalah dengan merujuk kepada standar yang paling tinggi standar yang paling robust," ujarnya.
Sebagai informasi, IRMA saat ini tengah melakukan proses audit terhadap dua perusahaan tambang di Indonesia, yakni PT Vale Indonesia dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel. Untuk PT Vale Indonesia, audit difokuskan pada lokasi tambang nikel di Sorowako, Sulawesi Selatan.
Chief of Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale, Bernardus Irmanto, menyampaikan bahwa untuk memperkuat komitmen PTVI terhadap praktik pertambangan yang bertanggung jawab, pihaknya mendaftarkan lokasi tambang Sorowako untuk diaudit secara independen oleh IRMA.
"Ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan pertambangan bertanggung jawab kami, yang nantinya akan mencakup seluruh operasi penambangan dan pengolahan kami," ujarnya.
Menurut dia, melalui proses ini pihaknya berharap dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, selaras dengan praktik terbaik yang diharapkan para pemangku kepentingan perusahaan.
"Audit IRMA akan memberikan informasi yang dibutuhkan pihak-pihak terdampak untuk terlibat dalam dialog bermakna mengenai aspek-aspek yang sudah memenuhi praktik terbaik di Sorowako, dan area mana yang masih perlu diperbaiki," tambahnya.
Sementara itu, untuk Harita Nickel audit difokuskan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Adapun, Harita sendiri berkomitmen untuk diaudit oleh IRMA sejak tahun 2024.
Direktur Health, Safety and Environment (HSE) PT Harita Nickel, Tonny H. Gultom menyampaikan bahwa audit IRMA merupakan salah satu proses audit yang paling ketat, terutama dalam hal transparansi. Khususnya mengenai apa yang benar-benar diterima oleh masyarakat di sekitar tambang.
Tony membeberkan alasan Harita memutuskan untuk mengikuti proses audit IRMA, utamanya untuk memenuhi standar pembeli (buyer) terutama dari pasar Eropa yang sangat memperhatikan tentang tata kelola suatu pertambangan.
"Jadi standar yang berkembang sekarang adalah buyer yang ingin membeli tapi juga ingin tahu apakah perusahaan tambang itu semisal mengikuti supply chain," ungkap dia.
Asal tahu saja, Harita telah menjalani proses IRMA sejak 2024. Sekarang perusahaan sedang menunggu hasil audit yang berlangsung dalam beberapa tahap dengan hasil berupa skoring persentase. Rencananya, hasil akan bisa diketahui dalam beberapa bulan ini.
Deputy Dept Head HSE Harita Nickel, Iwan Syahroni menambahkan, IRMA bisa menjadi jalan atau upaya perusahaan memperluas pasar. Maklum, selama ini Harita selalu dibilang hanya menyasar China. "Sebenarnya pasar kita terbuka, mengingat Indonesia ini menjadi pemain terbesar di dunia. Dimulai dari UU 4/2009 hilirisasi, kemudian ditegaskan kita tidak boleh ekspor ore begitu ya, sehingga banyak pasar di Eropa itu membutuhkan. Ini kesempatan sebenarnya," jelas dia.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Megaproyek Hilirisasi Nikel Vale Bakal Beroperasi di 2026