Iran Ngamuk soal Nuklir, Siap Berperang Lawan AS dan Israel Sekaligus

8 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran mengeluarkan peringatan keras terhadap Amerika Serikat terkait kemungkinan serangan militer Israel ke fasilitas nuklirnya, menyatakan bahwa Washington akan dianggap turut bertanggung jawab secara hukum jika hal tersebut terjadi.

Peringatan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi pada Kamis (22/5/2025), setelah laporan CNN menyebut Israel tengah bersiap melancarkan serangan terhadap instalasi nuklir Iran.

Araqchi menyampaikan pernyataan ini dalam sebuah surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menjelang pertemuan putaran kelima pembicaraan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat di Roma.

Pembicaraan tersebut masih dibayangi ketegangan mendalam terkait isu pengayaan uranium yang dinilai Washington sebagai jalan menuju pengembangan senjata nuklir-klaim yang dibantah keras oleh Teheran.

"Iran dengan tegas memperingatkan terhadap segala bentuk petualangan militer oleh rezim Zionis Israel, dan akan merespons secara tegas terhadap setiap ancaman atau tindakan ilegal yang dilakukan oleh rezim ini," tulis Araqchi dalam suratnya, dilansir Reuters.

Dalam pernyataannya, Araqchi menegaskan bahwa Iran akan menganggap Amerika Serikat sebagai "pihak peserta" dalam serangan jika Israel benar-benar menyerang, mengingat kedekatan hubungan strategis antara kedua negara tersebut.

Lebih lanjut, Araqchi mengatakan bahwa jika ancaman terhadap fasilitas nuklir Iran terus berlanjut, Teheran akan mengambil "langkah-langkah khusus" untuk melindungi situs dan material nuklirnya, serta akan memberi tahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait tindakan tersebut.

Meskipun tidak memerinci apa langkah-langkah tersebut, seorang penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebelumnya telah menyatakan bahwa Teheran bisa saja menghentikan kerja sama dengan IAEA atau memindahkan bahan uranium yang telah diperkaya ke lokasi rahasia dan aman.

Dalam pernyataan terpisah pada Kamis, Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) turut mengeluarkan peringatan tegas kepada Israel. Mereka mengatakan bahwa jika Israel menyerang, maka "akan menerima respons yang menghancurkan dan menentukan."

"Mereka mencoba menakuti kami dengan ancaman perang, namun mereka salah perhitungan karena mereka tidak mengetahui dukungan rakyat dan kekuatan militer Republik Islam dalam kondisi perang," kata juru bicara IRGC, Alimohammad Naini.

Kebuntuan Pembicaraan Nuklir

Dalam wawancara televisi yang disiarkan Kamis malam, Araqchi menegaskan bahwa jika Amerika Serikat bersikeras mengakhiri seluruh aktivitas pengayaan uranium Iran, maka tidak akan ada kesepakatan nuklir sama sekali.

"Mereka [pejabat AS] telah menyatakan bahwa mereka tidak percaya pada pengayaan uranium di Iran... dan bahwa itu harus dihentikan sepenuhnya. Jika itu tujuan mereka, maka tidak akan ada kesepakatan," tegas Araqchi.

Ia menambahkan bahwa usulan tentang pembentukan konsorsium internasional untuk pengayaan uranium adalah gagasan yang "tidak buruk", tetapi tidak bisa menggantikan hak Iran untuk melakukan pengayaan di dalam negeri.

Sementara itu, Ayatollah Khamenei pada Selasa menyebut tuntutan AS agar Iran menghentikan pengayaan uranium sebagai hal yang "berlebihan dan keterlaluan", sekaligus menyatakan pesimisme terhadap keberhasilan negosiasi kesepakatan nuklir baru.

Iran secara konsisten mengeklaim bahwa program nuklirnya hanya ditujukan untuk tujuan sipil. Namun, para diplomat internasional dan analis keamanan menyebut bahwa kegagalan pembicaraan atau kesepakatan nuklir yang tidak mampu meredakan kekhawatiran Israel dapat menjadi pemicu serangan militer sepihak dari Tel Aviv.

Menurut sejumlah sumber intelijen yang dikutip CNN, belum ada keputusan final dari Israel mengenai tindakan militer, dan para pejabat AS sendiri dilaporkan memiliki perbedaan pendapat apakah Israel benar-benar akan menyerang.

Meski demikian, latar belakang pertukaran serangan langsung antara Iran dan Israel pada April dan Oktober tahun lalu menunjukkan bahwa risiko konflik regional terbuka masih sangat tinggi. Ketegangan juga diperburuk dengan meningkatnya retorika militer kedua negara serta penempatan kekuatan yang semakin agresif di kawasan.

Araqchi kembali menegaskan dalam pernyataannya bahwa Iran memiliki "kemampuan untuk membangun senjata nuklir", namun tidak memiliki kehendak politik untuk melakukannya.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran & AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Soal Nuklir

Next Article Israel-Iran di Ambang Perang, 7 Ahli Nuklir Rusia Diam-Diam ke Teheran

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |