Harga Emas Bisa Ngamuk Lagi, Tinggal Tunggu Lampu Hijau dari Amerika

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akhirnya berhasil bangkit usai penurunan 1% lebih pada perdagangan sebelumnya. Ketegangan Iran-Israel meningkatkan permintaan safe haven sehingga berhasil mendorong penguatan harga emas dunia, akan tetapi dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dapat membatasi kenaikan harga emas.

Harga emas diperkirakan masih bisa menguat ke depan selama perang memanas dan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memberi lampu hijau pemangkasan suku bunga.

Pada perdagangan Selasa (17/6/2025), harga emas dunia di pasar spot menguat 0,16% di posisi US$3.388,37 per troy ons. Penguatan ini menjadi kabar baik setelah harga emas babak belur 1,44% pada Senin.

Pada perdagangan hari ini Rabu (18/6/2025) hingga pukul 06.26 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,04% di posisi US$3.389,62 per troy ons.

Memanasnya perang antara Iran dengan Israel masih menjadi sentimen utama penguatan harga emas. Sayangnya penguatan yang terjadi pada indeks dolar AS masih menjadi beban harga emas untuk melesat lebih jauh.

Pada perdagangan Selasa (17/6/2025), indeks dolar AS naik 0,84% di level 98,82. Penguatan terjadi usai penurunan pada perdagangan sebelumnya. Dolar yang menguat membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Ketidakpastian geopolitik, dengan perang Israel-Iran yang mungkin akan meningkat sebelum mereda, akan membuat pasar tetap lesu untuk penawaran safe haven," ujar Jim Wycoff, analis senior di Kitco Metals.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia menginginkan "akhir yang nyata" dari pertikaian nuklir dengan Iran, dan mengindikasikan bahwa ia mungkin akan mengirim pejabat senior Amerika untuk bertemu dengan Republik Islam tersebut saat perang udara Israel-Iran berkecamuk untuk hari kelima.

Di tempat lain, The Federal Reserve (The Fed) akan mengumumkan keputusan kebijakannya pada hari Rabu, diikuti oleh konferensi pers Ketua Jerome Powell.

Bank sentral AS secara luas diantisipasi akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,50%, yang telah berlaku sejak Desember. Dunia menunggu sinyal-sinyal pemangkasan lebih lanjut dari The Fed malam nanti. Jika ada sinyal pemangkasan maka harga emas semakin terbang.

Suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik cenderung meningkatkan daya tarik emas.

Bank-bank sentral di seluruh dunia mengharapkan kepemilikan emas mereka sebagai proporsi cadangan mereka akan meningkat selama lima tahun ke depan, sebuah survei oleh World Gold Council menunjukkan.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |