Ulama Irak Teriak, Serangan ke Khamenei Picu Petaka di Timur Tengah

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ulama Syiah paling berpengaruh di Irak, Ayatollah Agung Ali Sistani, mengingatkan agar komunitas internasional tidak menargetkan pemimpin tertinggi Iran. Ia memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa memicu kekacauan luas dan memperburuk situasi di Timur Tengah.

"Setiap penargetan terhadap kepemimpinan agama dan politik tertinggi Iran akan membawa konsekuensi mengerikan bagi kawasan," tegas Sistani dalam pernyataan resminya, seperti dikutip AFP, Kamis (19/6/2025).

Peringatan ini muncul di tengah memanasnya konflik Iran-Israel setelah serangan mendadak Israel pekan lalu yang menargetkan situs militer dan nuklir Iran serta menewaskan sejumlah komandan dan ilmuwan tinggi. Iran membalas dengan rentetan rudal ke wilayah Israel, memicu ketegangan regional yang lebih luas.

Sistani, yang merupakan warga negara Iran namun dikenal menentang dominasi Teheran di Irak, menyerukan penyelesaian damai.

"Masyarakat internasional harus melakukan segala upaya untuk mengakhiri perang yang tidak adil ini dan menemukan solusi damai terkait program nuklir Iran," ujarnya.

Kekhawatiran akan eskalasi makin meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menutup kemungkinan menyerang atau bahkan membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. "Itu bisa mengakhiri konflik," klaim Netanyahu awal pekan ini.

Presiden AS Donald Trump juga menekan Iran agar menyerah tanpa syarat, meski menegaskan belum akan menyerang Khamenei "untuk saat ini".

Sementara itu, aksi solidaritas bermunculan di Irak dan Lebanon. Di Irak selatan, ulama Syiah turun ke jalan dengan mengenakan seragam militer, membawa bendera Irak dan Iran, serta meneriakkan slogan anti-Israel.

Sementara di Lebanon, kelompok Hizbullah memperingatkan Israel agar tidak mengancam Khamenei, menyebutnya sebagai tindakan "sembrono dan bodoh" yang akan menimbulkan "konsekuensi serius".

"Ancaman terhadap Khamenei adalah penghinaan terhadap ratusan juta orang beriman," kata pernyataan resmi Hizbullah.

Sejak 12 Juni lalu, Iran dan Israel telah terlibat dalam eskalasi paling parah hingga saat ini. Iran telah meluncurkan sekitar 400 misil balistik dan 1.000 drone ke wilayah Israel, termasuk serangan ke Soroka Hospital di Beersheba dan kawasan sipil seperti Tel Aviv dan Haifa, yang menyebabkan puluhan kematian dan ratusan luka, serta kerusakan besar pada bangunan dan infrastruktur penting.

Sebagai balasan, Israel menggempur hampir seluruh fasilitas nuklir dan militer Iran, mencakup reaktor Arak, Natanz, Isfahan, dan pangkalan IRGC, menghancurkan 35-40% stok misil Iran. Serangan ini menewaskan antara ratusan orang di Iran, termasuk ratusan warga sipil.

Konflik ini kian meluas dengan meningkatnya ketegangan sipil, evakuasi skala internasional, dan ancaman militer lebih lanjut dari AS dan Rusia di tengah upaya diplomasi internasional.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Dubes Iran di RI Blak-blakan Sebut Kebiasaan Rezim Zionis Israel

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |