Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 27 pemimpin Uni Eropa sepakat memperpanjang sanksi terhadap Rusia selama enam bulan ke depan. Hal ini meredakan kekhawatiran bahwa Hongaria, negara anggota yang dikenal pro-Kremlin, akan membiarkan sanksi tersebut berakhir.
Mengutip AFP, Jumat (27/6/2025), kesepakatan yang diambil dalam KTT di Brussel tersebut memastikan sanksi ekonomi Uni Eropa terkait perang di Ukraina, termasuk pembekuan lebih dari 200 miliar euro (sekitar US$234 miliar) aset bank sentral Rusia akan tetap berlaku hingga setidaknya awal 2026.
Keputusan ini diambil setelah para pejabat menyatakan bahwa mereka tengah menyiapkan rencana darurat untuk memastikan hukuman ekonomi blok tersebut terhadap Moskow tetap berjalan jika pemimpin Hongaria, Viktor Orban, menolak memberikan persetujuan.
Negara-negara anggota Uni Eropa khawatir bahwa penolakan dari Budapest untuk memperbarui sanksi bisa menghancurkan kekuatan tekanan yang dimiliki blok tersebut terhadap Rusia, terutama di saat Amerika Serikat tengah mendorong upaya perdamaian.
Orban sebelumnya juga sempat menunda keputusan hingga batas akhir ketika sanksi yang berlaku, yang harus diperbarui setiap enam bulan diperpanjang pada Januari lalu.
Namun, meskipun Uni Eropa berhasil memastikan sanksi yang sudah ada tetap berlaku, mereka gagal mendapatkan persetujuan untuk paket sanksi baru karena ditahan oleh sekutu Hongaria, Slovakia.
Pemimpin Slovakia, Roberto Fico menolak memberikan lampu hijau terhadap paket sanksi baru dalam KTT tersebut karena adanya sengketa terpisah dengan Brussel terkait rencana untuk menghentikan impor gas Rusia pada akhir 2027.
Slovakia masih bergantung pada impor gas dari Rusia dan mendapatkan pemasukan dari biaya transit atas pasokan gas yang melewati wilayahnya.
Fico sempat melakukan pembicaraan dengan Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, pada Kamis pagi, tetapi tidak mendapatkan konsesi yang diinginkannya, dan mengumumkan akan menunda persetujuan atas paket sanksi tersebut.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dalam pidato video-nya, mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk mengadopsi paket sanksi yang kuat "yang menargetkan perdagangan minyak Rusia, armada kapal tanker bayangan, bank, dan rantai pasokan yang membawa peralatan atau komponen untuk membuat senjata".
Namun demikian, para pejabat mengatakan bahwa dorongan untuk menurunkan batas harga ekspor minyak Rusia telah ditangguhkan setelah Amerika Serikat tidak memberikan dukungan dalam inisiatif yang lebih luas dari G7.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Zelensky Ngamuk, 70 Drone Ukraina Bombardir Minyak Rusia