Ramai-Ramai Kapal Dekat Selat Hormuz Siarkan Pesan Tak Biasa

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal-kapal yang lalu lintas di dekat Selat Hormuz telah menyiarkan pesan-pesan yang tidak biasa mengenai kebangsaan. Hal ini tak lain sebagai upaya untuk menghindari serangan.

Berdasarkan firma analisis risiko maritim Windward dan data pelacakan kapal pada hari Kamis (26/6/2025), itu dilatarbelakangi dengan masih adanya keraguan mengenai gencatan senjata antara Israel dan Iran.

Mengutip Reuters, Jumat (27/6/2025), sinyal-sinyal tersebut telah digunakan sejak pecahnya konflik antara Israel dan Iran awal bulan ini, yang menyebabkan AS menyerang situs-situs nuklir Iran.

Meskipun Presiden AS Donald Trump telah menengahi gencatan senjata setelah 12 hari perang, Pusat Informasi Maritim Gabungan (JMIC) menyebut ancaman maritim masih tetap tinggi.

"Persepsi di antara pemilik kapal adalah bahwa karena sifat pengiriman yang berbelit-belit, sulit untuk mengetahui atau memastikan dengan jelas rantai kepemilikan kepada negara-negara yang mungkin berada di bawah ancaman yang lebih tinggi dalam pengiriman, yaitu Inggris, AS, dan Israel," kata Ami Daniel, Kepala Eksekutif Windward, dikutip dari Reuters, Jumat (27/6/2025).

Sebanyak 55 kapal mengirimkan 101 pesan yang tidak lazim melintasi Teluk dan Laut Merah dari 12-24 Juni, kata Windward, termasuk "milik China" dan "minyak mentah Rusia", dengan harapan dapat mencegah serangan karena negara-negara tersebut lebih kecil kemungkinannya menjadi sasaran daripada kapal-kapal Barat.

Menurut JMIC, lalu lintas maritim komersial melonjak 30% pada 24 Juni, sehari setelah gencatan senjata. Adapun sekitar seperlima dari konsumsi bahan bakar dan minyak dunia bergerak melalui Selat Hormuz.

Kapal biasanya menyiarkan tujuan mereka atau mengatakan "Untuk Perintah". Kadang-kadang, kapal juga mengirimkan pesan seperti "Penjaga Bersenjata di Atas Kapal" untuk mencegah bajak laut atau serangan lainnya.

Daniel dari Windward mengatakan pesan yang tidak biasa hampir hanya terlihat di Laut Merah sebelum 12 Juni. Laut Merah telah menjadi fokus serangkaian serangan oleh pemberontak Houthi sejak agresi Israel ke Gaza pecah.

"Saya belum pernah melihatnya di Teluk Persia," kata Daniel.

Menurut data LSEG, kapal kontainer berbendera Panama Yuan Xiang Fa Zhan, yang menuju Pakistan, menyiarkan "PKKHI semua orang China" pada hari Kamis saat melintasi Selat Hormuz.

Supertanker berbendera China Yuan Yang Hu menyiarkan "kapal China" pada Kamis pagi saat melintasi Selat Hormuz. Mengangkut minyak mentah dari Arab Saudi ke China, sinyal berubah menjadi "CN NBG", Pelabuhan China Ningbo-Zhoushan, setelah kapal melewati Selat.

Kapal kontainer berbendera Singapura Kota Cabar memberi sinyal "Vsl no link Israel" saat berlayar melalui Laut Merah.

JMIC juga memperingatkan adanya gangguan elektronik di wilayah tersebut yang memengaruhi Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS).

GNSS yang macet dapat menyebabkan kapal keluar jalur, sehingga meningkatkan risiko tabrakan dengan kapal atau rintangan lain.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! Gegara Perang, Harga Minyak Dunia Diprediksi Bakal to The Moon

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |