Tinggalkan Emas, Warga Amerika Lebih Jor-joran Beli Bitcoin

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Amerika Serikat (AS) lebih memilih Bitcoin sebagai instrumen investasi dibandingkan emas.

Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh The Nakamoto Project dan didukung oleh platform keuangan River mengungkapkan bahwa sekitar 50 juta warga Amerika kini memiliki Bitcoin.

Jumlah ini melampaui jumlah pemilik emas yang diperkirakan sebanyak 36,7 juta orang. Temuan ini menandai perubahan signifikan dalam preferensi investasi masyarakat AS, yang sebelumnya dikenal lebih konservatif dengan memilih aset tradisional seperti emas.

Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 15% populasi Amerika Serikat (AS) kini memiliki Bitcoin, sementara kepemilikan emas hanya sekitar 11%.

Pergeseran ini mencerminkan peningkatan kepercayaan terhadap mata uang digital seiring dengan semakin meluasnya pemahaman publik terhadap manfaat teknologi blockchain dan adopsi institusional terhadap aset kripto.

Tak hanya individu, sejumlah perusahaan besar dan lembaga pemerintah mulai menunjukkan ketertarikan terhadap Bitcoin. Bahkan, dalam salah satu surveinya, The Nakamoto Project mencatat bahwa 80% responden mendukung diversifikasi cadangan emas negara dengan memasukkan Bitcoin, dengan alokasi rata-rata sebesar 10%. Ini menunjukkan bahwa Bitcoin bukan lagi dipandang sebagai instrumen spekulatif semata, melainkan bagian dari strategi keuangan jangka panjang.

Adopsi Bitcoin di Amerika Serikat semakin meluas, didorong oleh berbagai faktor seperti kemudahan akses melalui aplikasi investasi ritel, tekanan inflasi, serta ketidakstabilan makroekonomi yang mendorong pencarian aset lindung nilai baru. Di sisi lain, generasi muda yang tumbuh dengan teknologi digital mendorong narasi "digital native", sementara dukungan institusional dari perusahaan besar seperti Tesla dan MicroStrategy turut memperkuat legitimasi Bitcoin sebagai aset investasi yang layak.

Perkembangan ini mulai memberikan dampak nyata terhadap industri keuangan tradisional. Minat terhadap emas sebagai satu-satunya safe haven mulai berkurang, dan portofolio investasi kini banyak yang mulai melibatkan aset kripto.

Lembaga keuangan konvensional pun dipaksa mengevaluasi ulang strategi mereka dalam menghadapi perubahan preferensi investor, serta mempertimbangkan integrasi aset digital dalam sistem keuangan mereka.

Secara politik, tren ini juga mengundang perhatian pemerintah. Pemerintah AS mulai mempertimbangkan Bitcoin sebagai bagian dari kebijakan moneter, bahkan mantan Presiden Trump dikabarkan mendukung eksplorasi cadangan Bitcoin nasional. Para analis seperti dari JPMorgan memperkirakan bahwa dalam dekade mendatang, Bitcoin dapat melampaui emas sebagai aset pilihan utama, mencerminkan perubahan mendasar dalam arsitektur keuangan global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |