Jakarta, CNBC Indonesia - Parlemen Iran resmi meratifikasi kemitraan strategis 20 tahun dengan Rusia. Kedua negara, yang tengah mendapat sanksi berat, akan memperkuat aliansi dengan memperluas kerja sama militer dan ekonomi.
Melansir Newsweek pada Kamis (22/5/2025), pakta sebelumnya telah ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Januari dan diratifikasi oleh legislatif Rusia pada April.
Pakta itu mencakup ketentuan untuk latihan militer bersama, berbagi teknologi pertahanan, dan koordinasi melawan ancaman bersama. Namun, klausul pertahanan bersama memperlihatkan kehati-hatian Moskow dalam melibatkan diri dalam konflik regional Iran.
"Dokumen terobosan ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang diperlukan untuk pembangunan yang stabil dan berkelanjutan dari Rusia dan Iran dan seluruh wilayah Eurasia kami," kata Putin.
Sementara itu, Pezeshkian menyebut pakta itu "menandai babak baru yang penting bagi negara kita."
Perjanjian tersebut juga bertujuan untuk menghindari sistem keuangan Barat dengan menghubungkan infrastruktur pembayaran nasional, dengan lebih dari 95% perdagangan bilateral dilakukan dalam rubel dan real.
Kesepakatan perdagangan bebas terpisah antara Iran dan Uni Ekonomi Eurasia yang dipimpin Rusia mulai berlaku pekan lalu, mengurangi tarif dan meningkatkan perdagangan. Rusia juga berkomitmen untuk membantu Iran dalam mengembangkan sektor energi nuklirnya, termasuk pembangunan unit tenaga nuklir tambahan.
Iran sebelumnya telah memasok Rusia dengan drone Shahed yang digunakan secara luas dalam konflik Ukraina, meningkatkan kemampuan serangan Moskow. Iran berkolaborasi dengan Rusia untuk memproduksi drone di dalam negeri untuk melewati sanksi Barat dan kekurangan pasokan. Para pejabat Barat juga menuduh Teheran menyediakan rudal balistik ke Rusia, namun tuduhan ini terus disangkal Iran.
Kerjasama dengan Rusia terjadi saat negosiasi nuklir antara Iran dan AS telah mencapai jalan buntu. Iran mengatakan tidak akan menghentikan pengayaan uranium atau membongkar program rudalnya, sementara AS menuntut konsesi yang signifikan.
Pertemuan terakhir mereka pada 11 Mei digambarkan oleh Iran sebagai "sulit tetapi berguna," sementara seorang pejabat AS mengatakan pemerintah "didorong." Araghchi baru-baru ini mengatakan kepada wartawan bahwa Oman akan secara resmi mengumumkan waktu dan tempat pembicaraan Iran-AS kelima segera.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Iran & AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Soal Nuklir
Next Article Video: Rusia-Iran Perkuat Kerja Sama Militer, Bikin Barat Ketar-ketir