Solusi Ekonomi RI Balik Tumbuh 5%: Pemerintah Wajib Belanja!

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Efisiensi anggaran yang dijalankan pemerintah di awal tahun ternyata berdampak negatif. Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tumbuh di bawah 5% di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif AS.

Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Arief Anshory Yusuf menegaskan, namun yang menjadi masalah efisiensi anggaran ini terjadi saat daya beli masyarakat tengah ambruk, padahal daya beli yang tercermin dari konsumsi rumah tangga lajunya telah melambat di bawah 5% sepanjang tahun lalu. Konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,89%.

Terakhir kali pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh di atas 5% terjadi pada kuartal III-2023, yakni sebesar 5,05%. Setelahnya, yakni pada kuartal IV-2023 hanya tumbuh 4,47%, kuartal I-2024 tumbuh 4,91%, kuartal II-2024 sebesar 4,93%, kuartal III-2024 menjadi 4,91%, dan kuartal IV-2024 sebesar 4,98%.

"Ini saya kira harus jadi perhatian karena tidak semua elemen di pemerintah percaya daya beli konsumen melemah," ucap Arief.

"Padahal fakta-fakta sudah disodorkan oleh DEN dari mulai penurunan upah riil juga kenaikan share dari defensive consumption spending," tegasnya.

Oleh sebab itu, untuk mengembalikan laju pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% pada sisa kuartal tahun ini, terutama di tengah hilangnya faktor musiman yang mendorong konsumsi masyarakat seperti perayaan tahun baru, hingga hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Lebaran, belanja pemerintah harus kembali digeliatkan.

"Saya kira atensi kita segera harus ke membalikkan government consumption," tutur Arief.

Ia juga mengatakan, pemerintah harus segera menyelesaikan rancangan kebijakan deregulasi, yang telah diamanatkan Presiden Prabowo Subianto supaya investasi kembali tumbuh kencang. Sebab, investasi atau PMTB yang menjadi komponen kedua terbesar penyumbang PDB pada kuartal I-2025 hanya tumbuh 2,12%. Kuartal IV-2024, pertumbuhan PMTB mencapai 5,03%, sedangkan kuartal I-2025 masih mampu mencapai 3,78%.

"Mempercepat deregulasi supaya investasi bisa masuk dan tidak menutup kemungkinan kita usulkan stimulus untuk mengangkat konsumsi rumah tangga juga," ujar Arief.

Tebar Bansos

Pemerintah menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 yang melaju di bawah 5% dipicu oleh perlambatan ekonomi secara global. Untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan mulai aktif menggelontorkan bantuan sosial atau bansos hingga insentif.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bansos akan menjadi sangat penting ke depan untuk menjaga aktivitas ekonomi dalam negeri. Maka, efisiensi anggaran sebagaimana yang telah dilaksanakan sejak awal tahun tak akan lagi dijalankan pada kuartal II.

"Faktornya sudah pasti ekonomi dunia kan diprediksi mengecil, jadi tentunya itu sangat berpengaruh," ucap Airlangga di kantornya, Jakarta, Senin (5/5/2025).

"Dan kemarin juga tentu terkait dengan kegiatan di pemerintahan masih ditunda ke kuartal II untuk belanja pemerintah," tegasnya.

Sayangnya, Airlangga belum mau menjelaskan detail bansos yang akan dioptimalkan ke depan dengan dibukanya efisiensi pada kuartal II-2025. Namun, dia memastikan program makan bergizi gratis yang akan ditingkatkan cakupannya.

"Jadi ya beberapa program pemerintah baik itu bansos, ataupun... Harapannya MBG jumlahnya akan bisa meningkat, sehingga dampak multipliernya keliatan," ungkap Airlangga.

Pemerintah kata dia juga tengah mengkaji insentif-insentif yang akan digelontorkan supaya aktivitas ekonomi ke depan bisa terus tumbuh di atas 5%.

"Jadi kuartal II nanti kita lihat, kita melihat kan beberapa sektor juga masih tumbuh baik, makan minum baik, tapi kan sektor perhotelannya turun, sektor pertanian juga kan naiknya tinggi di atas 10%," katanya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hasil Negosiasi Dagang RI ke AS - Meta PHK Karyawan Lagi

Next Article Saat Dunia Suram, Ekonomi RI Diramal Tetap Cerah di 2025!

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |