Jakarta, CNBC Indonesia - Perjalanan pasar keuangan Tanah Air diperkirakan masih cukup suram pada pekan depan, lantaran lebih banyak sentimen negatif dibandingkan rilis data-data ekonomi pada pekan depan. Perang yang makin meluas dapat menyebabkan kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah.
Pada perdagangan terakhir Jumat (20/6/2025), IHSG ditutup terkoreksi 0,88% di level 6.907,14. Sementara berbeda dengan rupiah yang justru menguat terhadap indeks dolar AS sebesar 0,06% di level Rp16.380/US$1.
Harga penutupan IHSG akhir pekan lalu merupakan yang terendah dalam satu bulan terakhir. Dalam sepekan IHSG, pekan lalu ambruk 3,61%. Penurunan sepekan ini merupakan yang terburuk sepanjang tahun ini, sejak 11 April 2025 saat pasar domestik merespons kebijakan tarif AS.
Pada pekan depan diperkirakan pasar masih akan penuh gejolak. Sebagai informasi, pekan depan hanya terdapat empat hari perdagangan karena pada Jumat 27 Juni 2025 merupakan hari libur nasional untuk memperingati Tahun Baru Islam.
Sentimen terbesar yang akan dihadapi pasar keuangan RI pada awal pekan ini adalah keputusan AS menyerang Iran. Adapun selengkapnya berikut sentimen-sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Tanah Air sepanjang pekan depan.
AS Kirim Rudal ke Iran
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa pihaknya baru saja mengebom tiga fasilitas nuklir Iran. Hal ini diumumkannya secara resmi, Sabtu (21/6/2025), malam waktu AS.
Secara rinci, bom AS menghantam tiga lokasi nuklir di Fordow, Natanz, dan Esfahan, namun kerusakan besar difokuskan pada fasilitas nuklir yang berada di Fordow. Trump kemudian meminta Iran untuk merundingkan perdamaian.
"Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi Nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan," tulis Trump di media sosial dikutip CNBC International.
"Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di Dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!" tulis presiden.
Sebelumnya pada hari Sabtu, beberapa pembom siluman B-2 Angkatan Udara AS meninggalkan Missouri, menuju barat melintasi Samudra Pasifik.
Pesawat-pesawat besar itu merupakan satu-satunya pesawat AS yang mampu membawa GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom seberat 30.000 pon yang dikenal sebagai "penghancur bunker."
Tindakan hari Sabtu itu menempatkan Washington dalam konflik bersenjata langsung dengan Iran, sebuah eskalasi besar di saat Israel masih menyerang Negeri Persia untuk melumpuhkan program nuklir Teheran dan menggulingkan rezimnya. Keputusan itu juga sekali lagi melibatkan militer Amerika dalam peperangan aktif di Timur Tengah, sesuatu yang Trump janjikan untuk dihindari selama masa jabatan keduanya.
Itu juga menandai perubahan besar dari kurang dari 48 jam yang lalu, ketika Trump mengatakan AS akan membutuhkan waktu "dua minggu" untuk melihat apakah konflik antara Israel dan Iran dapat diselesaikan secara diplomatis atau dengan konflik bersenjata.
Iran Bantah AS Hancurkan Pusat Nuklir
Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya mengatakan militer AS telah menyerang tiga fasilitas nuklir utama di Iran. Trump mengatakan tak ada pilihan bagi Iran kecuali berdamai atau menghadapi tragedi.
Kendati begitu, kantor berita resmi Iran, IRNA, mengatakan penduduk setempat tidak merasakan tanda-tanda ledakan besar setelah serangan AS di Fordow.
Padahal, Trump mengatakan Fordow sudah tidak ada karena berhasil dibantai rudal AS.
"Kondisi di area tersebut sepenuhnya normal," kata kantor berita tersebut, dikutip dari Aljazeera, Minggu (22/6/2025).
"Rincian lebih lanjut tentang insiden tersebut akan dilaporkan oleh para ahli resmi," tambahnya.
Trump menyebut serangan tersebut sebagai keberhasilan spektakuler, tetapi belum ada konfirmasi independen mengenai dampaknya.
Pejabat Iran juga menyatakan bahwa uranium yang diperkaya di fasilitas bawah tanah Fordow telah dipindahkan dari lokasi yang diklaim telah dihancurkan AS.
Tidak jelas bagaimana serangan tersebut akan memengaruhi program nuklir Iran.
Manan Raisi, yang mewakili wilayah Qom tempat Fordow berada, mengatakan serangan terhadap situs nuklir bawah tanah itu "dangkal".
"Berdasarkan informasi yang akurat, saya nyatakan bahwa bertentangan dengan klaim presiden AS yang suka berbohong, fasilitas nuklir Fordow tidak mengalami kerusakan serius, dan sebagian besar kerusakan hanya terjadi di tanah, yang dapat dipulihkan," kata Raisi, menurut kantor berita Tasnim.
Ia juga menggemakan penilaian sebelumnya bahwa tidak ada kebocoran bahan radioaktif yang terdeteksi setelah serangan AS.
Organisasi Energi Atom Iran mengatakan data sistem radiasi dan survei lapangan tidak menunjukkan tanda-tanda kontaminasi atau bahaya bagi penduduk di dekat lokasi Fordow, Isfahan, dan Natanz.
"Pengumuman dari Pusat Sistem Keamanan Nuklir. Menyusul serangan ilegal AS terhadap lokasi nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan, survei lapangan dan data sistem radiasi menunjukkan: Tidak ada kontaminasi yang tercatat," kata organisasi tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial.
"Tidak ada bahaya bagi penduduk di sekitar lokasi ini. Keamanan dalam keadaan stabil," tertulis dalam unggahan itu.
Komisi Pengawas Nuklir dan Radiologi Kerajaan Saudi mengatakan tidak ada dampak radioaktif yang terdeteksi pada lingkungan Arab Saudi dan negara-negara Teluk tetangga setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Uang Beredar Indonesia
Pada awal pekan Senin (23/6/2025), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan uang beredar M2 Indonesia periode Mei 2025. Sebelumnya, BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2025 tetap tumbuh.
Pertumbuhan M2 pada April 2025 sebesar 5,2% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,1% (yoy) sehingga tercatat Rp9.390,0 triliun.
"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,0% (yoy) dan uang kuasi sebesar 2,4% (yoy)," kata Direktur Eksekutif BI Ramdan Denny Prakoso, Jumat (23/5/2025).
Perkembangan M2 pada April 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kmepada Pemerintah Pusat (Pempus).
Ramdan menuturkan penyaluran kredit pada April 2025 tumbuh sebesar 8,5% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,7% (yoy).
Tagihan bersih kepada Pempus terkontraksi sebesar 21,0% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 8,7% (yoy). Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 3,6% (yoy), setelah pada Maret 2025 tumbuh sebesar 6,0% (yoy).
Sementara itu, uang primer (M0) pada April 2025 tercatat tumbuh 13%, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 21,8% (yoy).
"Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang kartal yang diedarkan sebesar 7,3% (yoy) dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted 9,9% (yoy)," ujar Ramdan.
PMI Komposit AS
Dari negeri Paman Sam, pada Senin (23/6/2025) terdapat rilis data PMI Gabungan AS Global S&P periode Juni 2025. Sebelumnya, PMI Gabungan AS Global S&P direvisi naik menjadi 53,0 pada Mei 2025, dari pembacaan awal 52,1 dan jauh di atas level terendah 19 bulan pada April sebesar 50,6. Peningkatan tersebut didorong oleh aktivitas yang lebih kuat di sektor jasa, yang mengimbangi penurunan marjinal dalam output manufaktur.
Kedua sektor melaporkan peningkatan bisnis baru, yang mengarah pada pertumbuhan keseluruhan yang lebih cepat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ketenagakerjaan meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut, sementara kepercayaan bisnis mencapai level tertinggi sejak Januari. Namun, tarif yang baru dikenakan berkontribusi pada percepatan yang nyata dalam biaya input dan inflasi harga output.
PMI Manufaktur AS
Masih di hari yang sama, Amerika Serikat (AS) juga akan merilis data Indeks Manajer Pembelian Manufaktur AS (PMI) Global S&P periode Juni 2025. Sebelumnya, Indeks utama dari laporan tersebut, Indeks Manajer Pembelian Manufaktur AS (PMI) Global S&P yang disesuaikan secara musiman, mencatat angka 52,0 pada bulan Mei. Angka tersebut naik dari angka 50,2 dalam dua bulan sebelumnya dan menunjukkan pertumbuhan keseluruhan yang solid, yang merupakan yang terbaik sejak titik tertinggi baru-baru ini di bulan Februari.
Peningkatan PMI pada bulan Mei didorong oleh peningkatan pesanan baru dan kontribusi yang sangat besar dari inventaris input yang, dalam 18 tahun pengumpulan data, meningkat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Faktor serupa mendorong pertumbuhan dalam kedua contoh tersebut, upaya oleh produsen dan klien mereka untuk mengantisipasi kenaikan harga terkait tarif dan gangguan sisi pasokan.
Untuk pesanan baru, yang meningkat ke tingkat terkuat dalam tiga bulan, permintaan dari dalam Amerika Serikat tercatat sebagai pendorong utama pertumbuhan karena penjualan internasional tetap relatif tenang, hanya meningkat sedikit setelah penurunan tajam di bulan April. Kebijakan perdagangan dan tarif terus membebani permintaan luar negeri, menurut panelis.
Meskipun terjadi peningkatan dalam buku pesanan, volume produksi dipangkas sedikit selama tiga bulan berturut-turut. Kapasitas juga cukup memadai untuk menangani persyaratan ganda dari pesanan yang masuk dan yang sudah ada karena tumpukan pekerjaan kembali turun, meskipun tidak terlalu banyak. Perusahaan juga menambah persediaan barang jadi mereka, yang naik untuk pertama kalinya sejak November lalu.
Peningkatan kapasitas tenaga kerja tercatat pada bulan Mei, dengan peningkatan bersih dalam ketenagakerjaan yang diisyaratkan untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Namun, pertumbuhannya hanya marjinal, dengan beberapa perusahaan mencatat kesulitan dalam menemukan pekerja yang cocok untuk mengisi lowongan.
Update PDB AS Kuartal I 2025
Pada Kamis (26/6/2025), terdapat update Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal I 2025. Sebelumnya, PDB AS riil menurun pada tingkat tahunan sebesar 0,2% pada kuartal pertama tahun 2025 (Januari, Februari, dan Maret), menurut estimasi kedua yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi AS.
Sementara pada kuartal keempat tahun 2024, PDB riil meningkat sebesar 2,4%. Penurunan PDB riil pada kuartal pertama terutama mencerminkan peningkatan impor, yang merupakan pengurangan dalam perhitungan PDB, dan penurunan belanja pemerintah. Pergerakan ini sebagian diimbangi oleh peningkatan investasi, belanja konsumen, dan ekspor.
Pengeluaran Konsumen AS
Pada akhir pekan Jumat (27/6/2025), terdapat rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE), ukuran pengeluaran konsumen di Amerika Serikat (AS) untuk periode Mei 2025. Sebelumnya, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi April mencatat kenaikan yang lebih rendah dari yang diharapkan, naik 2,1% dari level tahun lalu. Sementara para ekonom memperkirakan bahwa indeks PCE akan naik 2,2%.
Jika biaya pangan dan energi yang fluktuatif tidak diperhitungkan, ukuran inflasi yang disukai The Federal Reserve (The Fed) meningkat 2,5% dari satu tahun lalu, sesuai dengan ekspektasi.
Indeks Harga PCE meningkat 0,1% dari level bulan lalu. Tidak termasuk pangan dan energi, Indeks Harga PCE juga meningkat 0,1%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)