Rusia Tahan Kapal Tanker di Danau NATO, Situasi Mendadak Panas!

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Rusia dan Estonia kembali meningkat tajam setelah otoritas Moskow menahan sebuah kapal tanker berbendera Liberia, Green Admire, tak lama setelah kapal tersebut meninggalkan pelabuhan Estonia di Sillamae pada Minggu (18/5/2025).

Insiden ini terjadi di tengah memanasnya dinamika keamanan di Laut Baltik, kawasan yang kini dijuluki sebagai "Danau NATO" usai bergabungnya Swedia dan Finlandia ke dalam aliansi pertahanan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Estonia dalam pernyataannya menyebut bahwa kapal tanker Green Admire, milik perusahaan Yunani, telah ditahan oleh Rusia setelah memasuki perairan teritorial Rusia yang sebelumnya telah disepakati lintasannya bersama antara Rusia, Estonia, dan Finlandia demi keselamatan maritim.

Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna, menyebut penahanan ini sebagai bukti terbaru bahwa Moskow "terus bersikap tak terduga" dan tidak segan mengganggu stabilitas kawasan. Ia menambahkan bahwa insiden ini telah dilaporkan ke seluruh sekutu NATO.

"Insiden hari ini menunjukkan bahwa Rusia terus bertindak secara tidak terduga... Saya telah menginformasikan para sekutu kami," kata Tsahkna, dilansir Newsweek.

Sebagai respons atas penahanan Green Admire, pemerintah Estonia kini mengalihkan seluruh rute pelayaran dari dan menuju Sillamae agar hanya melewati perairan nasional Estonia, guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.

Estonia juga menegaskan bahwa mereka telah memberitahu seluruh sekutu NATO tentang perkembangan ini dan mempersiapkan langkah pengamanan lebih lanjut.

Hingga Senin, Kementerian Luar Negeri Estonia menyatakan tidak memiliki informasi tambahan terkait status kapal atau awaknya. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia belum memberikan komentar resmi.

Penahanan Green Admire terjadi hanya beberapa hari setelah Estonia berupaya mencegat kapal tanker Jaguar, yang diduga merupakan bagian dari "armada bayangan" Rusia, jaringan kapal tanpa identitas nasional yang digunakan Moskow untuk menghindari sanksi energi dari Uni Eropa dan negara-negara Barat.

Insiden tersebut memicu pelanggaran serius pada 13 Mei, saat jet tempur Rusia melanggar wilayah udara NATO di atas Estonia sebagai respons atas tindakan Angkatan Laut Estonia. Militer Estonia mengonfirmasi bahwa kapal Jaguar telah dicabut status kewarganegaraannya karena melanggar sanksi Uni Eropa, dan oleh karena itu tidak sah beroperasi di perairan internasional.

"Rusia melanggar hukum internasional dan wilayah udara kami. Ini menciptakan insiden berbahaya di Laut Baltik, dan hal ini tidak bisa diterima," ujar juru bicara Angkatan Pertahanan Estonia kepada Newsweek.

Ini bukan kali pertama Estonia mengambil tindakan keras terhadap kapal-kapal yang dikaitkan dengan sanksi Rusia. Pada 11 April lalu, Angkatan Laut Estonia menahan kapal tanker Kiwala, yang sedang menuju pelabuhan Rusia di Ust-Luga, di antara Pulau Aegna dan pelabuhan Muuga, di sebelah timur Tallinn.

Sama seperti Jaguar, kapal tersebut tidak membawa bendera negara dan dianggap ilegal beroperasi di laut internasional.

David Goldman, kepala perdagangan di Novion Global, menyebut eskalasi maritim yang dilakukan Rusia adalah alarm nyata bagi negara-negara tetangga, terutama karena perbatasan Estonia hanya berjarak 300 km dari St. Petersburg.

"Tindakan Rusia menunjukkan bahwa mereka siap bertindak semaunya di kawasan. Ini jelas akan memicu kecemasan besar di antara negara-negara tetangga," ujarnya kepada Newsweek.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Putin, Zelenskyy & Trump Tak Datang, Negosiasi Damai Batal?

Next Article NATO Mendadak Kerahkan Kapal & Drone ke 'Halaman Depan' Rusia

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |