Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang protes pecah di Venesia jelang pernikahan mewah pendiri Amazon Jeff Bezos dan jurnalis Lauren Sanchez. Ratusan warga yang mayoritasnya anak muda yang menyebut diri mereka "precarious" atau pekerja dengan bayaran murah, berkumpul di sekitar Jembatan Rialto untuk menyuarakan penolakan terhadap hajatan senilai US$10 juta (sekitar Rp160 miliar).
Setelah sempat kesulitan membentangkan spanduk besar bertuliskan "No Space for Bezos" lengkap dengan gambar roket Blue Origin yang berbentuk falus, beberapa orator membakar semangat sekitar 300 warga Venesia yang hadir. Dalam laporan CNN International seperti dikutip, banyak di antaranya tampak meminum spritz dalam gelas plastik dan merokok lintingan tangan.
Beberapa lokasi disebut-sebut akan digunakan, termasuk pulau San Giorgio Maggiore, di mana kelompok yang sama sempat memasang spanduk "No Bezos" di menara loncengnya pada Kamis lalu. Salah satu lokasi yang diduga akan menjadi tempat utama pernikahan adalah bangunan bersejarah Misericordia, bekas gudang senjata dari abad ke-14 yang kini difungsikan sebagai tempat eksklusif penyelenggaraan acara.
Upacara inti diperkirakan akan digelar di sana pada 28 Juni mendatang, namun para demonstran bertekad menggagalkannya.
Foto: REUTERS/MARIO ANZUONI
Amazon founder Jeff Bezos and Lauren Sanchez pose at the LACMA Art+Film Gala in Los Angeles, California, U.S. November 6, 2021. REUTERS/Mario Anzuoni
"Bezos tidak akan pernah sampai ke Misericordia," seru Federica Toninello, salah satu penyelenggara aksi dilansir laman CNN International di Jakarta, Rabu (18/6/2025). "Kami akan blokir kanal-kanal, penuhi jalan dengan tubuh kami, dan pasang pelampung, perahu karet, serta kapal untuk menghentikan akses," imbuhnya.
Aksi ini juga menjadi simbol penolakan terhadap maraknya pariwisata mewah di Venesia yang dinilai warga lokal mendorong naiknya biaya hidup dan membuat warga asli terusir dari kota. Banyak penduduk mengeluhkan dampak dari acara besar seperti ini, termasuk pekerjaan yang hanya bersifat sementara, sementara fasilitas dasar seperti sekolah dan rumah sakit makin langka.
Foto: Lauren Sanchez dan Jeff Bezos (REUTERS/Andrew Couldridge)
"Jangan bilang tidak ada dari mereka yang belanja di Amazon. Setidaknya mereka protes dengan damai. Orang Amerika bisa belajar dari ini," kata Jake Springer, warga New Orleans yang sedang berwisata ke Venesia bersama istrinya.
Selain mengkritik pesta mewah Bezos, para demonstran juga menyoroti kedatangan kapal superyacht senilai US$500 juta milik sang miliarder, serta kapal-kapal mewah lainnya yang mulai membanjiri pelabuhan kota.
Namun tak semua warga sepakat dengan protes tersebut, sebab memprotes pesta pernikahan seorang miliarder di kota yang identik dengan cinta? Bagi sebagian orang, slogan "no grandi matrimoni" atau "tidak untuk pernikahan besar" terdengar dingin.
Lagipula, pernikahan Bezos bukan satu-satunya yang mewah di kota ini seperti pernikahan George dan Amal Clooney pada 2014 justru dirayakan oleh warga. Hingga tahun ini, menurut pejabat kota, sudah ada tiga pernikahan mewah yang berlangsung tanpa protes apa pun.
Gubernur Veneto, Luca Zaia menyebut aksi ini sebagai hal yang memalukan. "Saya ingin Jeff Bezos disambut dengan tangan terbuka di Venesia. Menentang mereka yang membawa visibilitas dan kekayaan ke wilayah kita adalah hal yang memalukan," ujarnya.
Wali Kota Venesia, Luigi Brugnaro, juga menyayangkan aksi tersebut. Ia berharap protes tidak membuat Bezos dan Sanchez membatalkan rencana pernikahan mereka di kota itu. "Saya malu pada mereka yang bersikap seperti ini," katanya.
Sementara itu, sejumlah wisatawan dan pelaku industri pariwisata melihat pernikahan ini sebagai peluang ekonomi. Mereka menilai acara semacam ini justru bisa menggerakkan roda ekonomi lokal, mulai dari hotel, restoran, hingga layanan transportasi air.
"Venesia hidup dari pariwisata. Rasanya aneh jika kota ini menolak acara yang bisa menciptakan lapangan kerja," ujar Görge Meyer, turis asal Berlin.
Bagi sebagian warga Venesia, pernikahan Bezos menjadi simbol ketimpangan dan tekanan ekonomi yang makin nyata. "Venesia seharusnya jadi persimpangan budaya dunia, bukan sekadar panggung pesta pernikahan miliarder," ujar seorang penulis asal Amerika yang menetap di kota itu.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]