Jakarta -
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri mengungkap potensi kerugian dari kasus beras oplosan di masyarakat. Potensi kerugian masyarakat per tahun bisa mencapai Rp 99,35 triliun.
Hal ini disampaikan Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helfi Assegaf dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025). Dia merinci kerugian masyarakat dari kasus beras yang tak sesuai dengan mutunya ini.
"Terdapat potensi kerugian konsumen atau masyarakat per tahun sebesar Rp 99,35 triliun. Terdiri dari beras premium sebesar Rp 34,21 triliun dan beras medium sebesar Rp 65,14 triliun. Ini yang disampaikan oleh Bapak Menteri kemarin," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satgas Pangan Polri pun kemudian bergerak untuk melakukan proses penyidikan dan penyelidikan. Satgas Pangan Polri membuat laporan terhadap temuan ini.
"Kemudian menindaklanjuti hal tersebut, Satgas Pangan Polri segera melaksanakan proses penyidikan dan penyelidikan dengan membuat laporan informasi dulu," jelasnya.
Dari penyelidikan terhadap 212 merek beras tersebut, Satgas Pangan Polri menelusuri data PT produsen beras yang terlibat. Ada 52 PT produsen beras premium dan 15 PT produsen beras medium.
"Dengan melakukan penyelidikan terhadap 212 merek tersebut. Kita lakukan penelusuran bekerja sama dengan Kementerian terkait mendapatkan data sampai hari ini ditemukan 52 PT sebagai produsen beras premium dan 15 PT sebagai produsen beras medium," ungkapnya.
Helfi mengatakan pihaknya menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan Menteri Pertanian kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Setelah mendapat pengaduan itu, Kapolri memerintahkan jajaran untuk segera membuat laporan polisi mengenai kasus beras oplosan.
Sebagaimana diketahui, kasus beras oplosan ini sendiri menjadi atensi Presiden Prabowo Subianto. Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam sambutan acara penutupan Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7). Mulanya, Prabowo mengatakan saat ini ada permainan jahat dari beberapa pengusaha yang menipu rakyat.
"Masih banyak ada permainan-permainan jahat dari beberapa pengusaha-pengusaha yang menipu rakyat," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan oknum pengusaha ada yang melakukan pengoplosan beras. Prabowo telah meminta kejaksaan dan kepolisian menindak pengusaha nakal tersebut tanpa pandang bulu.
"Beras biasa dibilang beras premium harganya dinaikin seenaknya, ini pelanggaran, ini saya telah minta Jaksa Agung dan polisi mengusut dan menindak pengusaha-pengusaha tersebut tanpa pandang bulu," ujarnya.
Prabowo mengatakan rakyat mengalami kerugian setiap tahun sekitar Rp 100 triliun. Prabowo mengatakan pengoplosan beras adalah kejahatan ekonomi yang luar biasa.
(rdp/dhn)