PLN Lakukan Stress Test Kurs Rp17.500/US$, Ini Hasilnya

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) telah memperhitungkan dampak dari peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jika mencapai level Rp 17.500 per US$.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa pihaknya sudah memperhitungkan bahwa jika hal tersebut terjadi terhitung dengan level harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar US$ 82 per barel, maka terdapat peningkatan biaya pokok produksi listrik sebesar Rp 29 per KWh.

Darmawan mengungkapkan perhitungan asumsi melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS sebagai salah satu dampak dari perang tarif antara AS dengan China.

"Kami melakukan stress test yaitu worst case scenario dengan kurs Rp 17.500 per dolar, ICP US$ 82 per barrel, dan dari simulasi worst case scenario ini kami mengakui ada kenaikan biaya pokok produksi dari Rp 1.822 menjadi Rp 1.851 atau peningkatan Rp 29 per kWh," bebernya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Bahkan lebih lanjut, hal itu diperhitungkan akan berdampak pada peningkatan subsidi kompensasi sektor listrik yang harus dibayarkan oleh negara sebesar Rp 6,5 triliun per tahun dengan asumsi total subsidi dan kompensasi yang harus dibayarkan mencapai Rp 230,7 triliun.

"Nah, untuk itu ada dampak terhadap subsidi kompensasi peningkatan sebesar Rp 6,5 triliun per tahun," imbuhnya.

Dengan begitu, dia menyebutkan bahwa pihaknya harus melakukan mitigasi risiko yang juga dinilai akan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.

"Untuk itu PLN harus mampu melakukan mitigasi risiko, baik itu terhadap fluktuasi kurs, terhadap kinerja keuangan perusahaan," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PLN Startup Day 2025, Sinergi & Inovasi di Era Transisi Energi

Next Article Intip Kesiapan PLN Pasok Listrik Selama Periode Libur Nataru

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |