Jakarta -
Pemerintah Kota Tangerang Selatan memperkenalkan 35 program terintegrasi untuk mempercepat penurunan kasus gizi kronis untuk seluruh lapisan masyarakat mulai dari lansia, remaja, hingga ibu hamil. Langkah itu juga sebagai upaya untuk mengatasi persoalan stunting di Kota Tangerang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, dr. Allin Hendalin Mahdaniar menyampaikan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu lama. Sehingga masalah ini dapat dicegah jika intervensi dilakukan sejak dini dan menyeluruh.
"Penanganan stunting tidak cukup hanya dengan pemberian makanan tambahan, tetapi perlu pendekatan lintas sektor dan edukasi berkelanjutan dengan berbagai program yang sudah kita jalankan saat ini," ujar dr. Allin dalam keterangan tertulis, Selasa (17/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr. Allin menjelaskan berbagai faktor risiko seperti kurangnya energi kronis pada ibu hamil, anemia, pola makan tidak seimbang, paparan asap rokok, urbanisasi penduduk, dan pemahaman yang rendah terhadap penyebab stunting.
Oleh karena itu, Pemkot Tangsel menggerakkan 35 program terpadu, termasuk kunjungan rumah oleh Tim Ngiler Sehat, pembentukan Pos Gizi di tiap kelurahan, hingga pelatihan menyusui dan pemantauan tumbuh kembang balita untuk tenaga kesehatan, guru, dan kader.
"Di kalangan remaja, Dinkes Tangsel membentuk Kader DoReMiFaSoLaSiDo yakni Duta Remaja Anti Anemia, untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat dan konsumsi tablet tambah darah satu kali seminggu di sekolah-sekolah," jelasnya.
Dia mengatakan langkah lain seperti Pekan Ibu Hamil Sehat di pusat perbelanjaan, webinar gizi, dan pembangunan jamban sehat bekerja sama dengan CSR juga menjadi bagian dari strategi menyentuh masyarakat secara langsung.
"Untuk memastikan semua program berjalan efektif, Dinkes Tangsel juga berkoordinasi dengan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB)," ujarnya.
Tidak hanya itu, beragam inisiasi tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimta), Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR), Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terkait konvergensi percepatan penurunan stunting.
"Satu keluarga saja terselamatkan dari stunting, itu artinya satu masa depan telah dijaga, dan kami ingin menjangkau sebanyak mungkin," pungkasnya.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini