Jakarta, CNBC Indonesia — Pertumbuhan kredit industri perbankan melambat dalam dua bulan terakhir. Per April 2025 industri perbankan menyalurkan dana kepada pihak ketiga senilai Rp 7.960 triliun, naik 8,88% secara tahunan (yoy).
Pada bulan sebelumnya, kredit bank tumbuh 9,16% yoy. Sementara itu pada Februari dan Maret 2025, secara berurutan kredit bank tumbuh 10,3% yoy dan 9,16% yoy.
Kendati melambat semakin dalam, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa secara umum tidak ada penyesuaian signifikan yang dapat mengubah target pertumbuhan kredit 9%-11% pada tahun ini. "Perbankan memiliki kesempatan update revisi RBB (rencana bisnis bank) sampai September 2025," kata Dian dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Mei 2025, Senin (2/6/2025).
Dian mengatakan sejauh ini pertumbuhan kredit melambat karena faktor siklikal. Berdasarkan kinerja saat ini, bank masih memiliki ruang untuk menyalurkan kredit.
"Optimistis masih cukup naik. Percepatan belanja pemerintah, adanya stimulus pemerintah yang dikeluarkan, diharapkan dapat menarik minat investasi dan permintaan kredit," katanya.
Sementara itu, berdasarkan jenis debitur, per April 2025 kredit yang mengalir ke segmen korporasi tumbuh 12,77% yoy dan usaha kecil naik 9,48%. Dian mengatakan kredit usaha kecil naik sejalan dengan upaya perbankan yang fokus pada kredit UMKM.
Dian juga mengatakan bahwa kinerja intermediasi perbankan didukung oleh profil risiko yang terjaga. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross per April 2025 sebesar 2,24% dan rasio NPL net 0,83%.
Secara bulanan, rasio NPL gross naik 7 basis poin (bps) dan rasio NPL net naik 3 bps. Secara tahunan rasio NPL gross turun 9 bps dan rasio NPL net turun 2 bps.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BI: Kredit Perbankan Tumbuh Melambat di April 2025
Next Article Pelaku Pasar Modal Solid, IHSG Langsung Terbang 4%