Ngeri, Pabrik Skincare Palsu Pakai Tepung Tapioka untuk Bahan Baku

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini kabar penggerebekan pabrik yang memproduksi skincare palsu di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menggegerkan warga. Pabrik tersebut ditemukan menggunakan tepung tapioka sebagai bahan baku pembuatan skincare.

Mengutip CNN Indonesia (28/4), polisi pun berhasil meringkus delapan orang tersangka, termasuk pemilik pabrik.

"Kami berhasil mengamankan delapan orang, masing-masing berinisial SP selaku pemilik usaha, serta tujuh orang karyawan lainnya," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa kepada wartawan, Selasa (27/5/2025).

Para tersangka yang diringkus tersebut adalah SP selaku pemilik usaha. Selain itu, ada tersangka ES, SI, IG, S, AS, UH, dan RP selaku karyawan pabrik.

Mustofa turut mengungkapkan cara para tersangka memproduksi skincare palsu itu hanya bermodalkan video YouTube. Dia juga memastikan para tersangka tidak memiliki latar belakang pendidikan atau kemampuan untuk meracik skincare.

"Enggak ada ilmunya, dia lihat dari Youtube saja, (background pemilik pabrik) jualan online, pengakuannya dia jualan online, jadi dia punya ide jual skincare itu," tutur dia.

Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan dari Poppy Karisma Lestya Rahayu selaku pemilik merek skincare GlowGlowing melalui kuasa hukumnya.

"Pelapor menerangkan telah menerima beberapa komplain melalui DM Instagram @gloglowingofficial dan dari DM Tiktok @gloglowingofficial. Komplain tersebut dikarenakan setelah menggunakan skin care merek tersebut wajah costumer terasa panas dan beruntusan," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa dalam keterangannya, Selasa (27/5).

Berdasarkan laporan tersebut, polisi lantas melakukan serangkaian penyelidikan dan menemukan bahwa ada oknum yang memalsukan produk GlowGlowing. 

"Di lokasi penangkapan tersebut didapati para pelaku sedang melakukan aktivitas produksi skincare palsu serta didapati barang bukti yang digunakan para pelaku untuk memalsukan skincare dengan merk dagang 'Gloglowing Skincare' dan 'Elstim Skincare'," ucap Mustofa.

Produk palsu itu dijual dengan harga Rp50.000 hingga Rp100.000 per paket atau sekitar setengah dari harga produk asli. Selama dua tahun beroperasi dari 2023, para pelaku diperkirakan menghasilkan omzet hingga Rp1,2 miliar, atau sekitar Rp50 juta per bulan.

"(Dijual) dengan harga kisaran Rp50.000/paket dan Rp100.000/paket atau setengah harga dari produk asli dengan omset yang didapat mencapai Rp1,2 miliar atau Rp50 juta tiap bulan," ucap Mustofa.

Polisi turut menyita sejumlah barang bukti, antara lain 1.020 buah pencuci wajah, 1.022 toner, 1.015 serum, 1.035 krim siang, 1.035 krim malam, 1.030 whitening gel, 20 jerigen bahan baku, dua dus bahan baku krim pemutih dan barang bukti lainnya.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Domino Perang Dagang ke Bisnis Parfum Lokal

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |