Menkes Bahas Pembangunan Infrastruktur Kesehatan untuk Pariwisata RI

8 hours ago 1

Jakarta -

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur dalam mendukung pertumbuhan sektor pariwisata kesehatan di Indonesia.

Menurutnya, potensi Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ini bisa mencapai 84 miliar US$ atau sekitar Rp 1.362 triliun. Namun selama ini, dana sebesar itu justru banyak mengalir ke luar negeri akibat keterbatasan infrastruktur layanan kesehatan.

"Antara 1 atau 2 juta warga Indonesia setiap tahun yang pergi ke luar negeri. 10 miliar US$ itu hampir 1 persen dari total GDP," kata Menkes, dalam keterangan tertulis, Senin (16/6/2025). Hal ini dia ungkapkan dalam International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center, Rabu (11/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Menkes, pengembangan ekosistem layanan kesehatan kelas dunia sangat membutuhkan dukungan infrastruktur yang mumpuni, mulai dari rumah sakit berstandar internasional, aksesibilitas transportasi, hingga konektivitas digital. Destinasi unggulan dalam negeri seperti Bali, Batam, dan Labuan Bajo menjadi lokasi strategis untuk membangun fasilitas ini secara terintegrasi.

"Jadi, mereka bisa menggunakan uangnya bukan saja untuk melihat atau menikmati pantai, atau lukisan, atau budaya untuk berlibur, tapi juga untuk mendapatkan layanan kesehatan," ujar Menkes.

Menkes memaparkan saat ini usia harapan hidup masyarakat Indonesia rata-rata sekitar 70 tahun, dengan pengeluaran layanan kesehatan mencapai 40 miliar US$ (Rp 648 triliun) per tahun dan terus meningkat. Hal ini menunjukkan kebutuhan mendesak terhadap infrastruktur kesehatan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan destinasi wisata.

Ia membandingkan Indonesia dengan Malaysia, di mana belanja kesehatan per kapita lebih tinggi dan didukung oleh infrastruktur layanan yang kompetitif, menjadikan negara tersebut sebagai tujuan wisata medis regional. Dengan infrastruktur yang tepat, Indonesia bisa mencapai kontribusi hampir 6 persen terhadap PDB dari sektor layanan kesehatan.

"1 persen GDP itu berarti US$ 15 miliar. Jadi, US$ 84 miliar itu hampir 6 persen dari peningkatan PDB dalam sektor layanan kesehatan saja," kata Menkes.

Menkes menegaskan pentingnya strategi nasional untuk membangun infrastruktur terpadu yang tidak hanya menahan arus pengeluaran ke luar negeri, tetapi juga menarik warga asing untuk berobat di Indonesia. Ia mengajak semua pihak untuk maju bersama-sama.

"Karena menyatukan layanan kesehatan dan pariwisata, kita bisa membangun negara Indonesia yang lebih kuat dan lebih sehat, dan juga negara yang lebih maju," kata Menkes.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pembangunan infrastruktur Indonesia harus berorientasi pada inklusivitas dan ketangguhan, termasuk dalam sektor kesehatan dan pelayanan dasar. Dengan pertumbuhan populasi yang signifikan, kata AHY, kebutuhan dasar masyarakat seperti perumahan, pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja akan terus meningkat dan harus dipenuhi melalui infrastruktur yang merata dan berkeadilan.

"Ini berarti kebutuhan terhadap perumahan, pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja yang terus meningkat secara signifikan harus terpenuhi," ujar AHY.

Sebagai informasi, Konferensi ICI 2025 dihadiri oleh jajaran Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara-negara sahabat, anggota DPR/MPR dan DPD RI, para Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati, serta delegasi, para pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan dari lintas negara. Konferensi infrastruktur pertama berskala internasional di Indonesia ini dihadiri 7.000 peserta lebih dari 33 negara partisipan, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan.

ICI 2025 akan menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka, seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.

(akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |