Masuk Mode Hati-hati, Penyaluran Kredit Bank Lagi-lagi Turun!

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyaluran kredit kembali melandai pada Mei 2025, menunjukkan sikap perbankan yang masih dalam mode hati-hati.

Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit periode Mei 2025 hanya tumbuh 8,43% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini turun dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8.88% yoy dan menandai laju paling lambat sejak Juni 2023.

Sebagian besar segmen penyaluran kredit mengalami perlambatan, di mana kredit konsumsi turun dari 8,97% menjadi 8,82%. Lalu kredit investasi tumbuh 13,74%, turun cukup signifikan dari 15,86% pada April. Hanya kredit modal kerja yang bertumbuh positif dari 4,62% menjadi 4,94%.

Perlambatan kredit bisa dibilang mencerminkan kondisi ekonomi saat ini yang masih lesu di mana daya beli belum pulih dan menyusutnya kalangan menengah. Dari kondisi seperti ini, dari sisi bank tentu berhati-hati dalam menyalurkan kredit, guna menjaga kualitas aset tetap terjaga.

Meski begitu, secara agregat pertumbuhan kredit masih berada di dalam kisaran prediksi Bank Indonesia (BI) untuk sepanjang tahun ini sebanyak 8% - 11%.

Sikap bank yang konservatif, kami nilai juga merupakan langkah yang digunakan untuk menjaga likuditas, hal ini mengingat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga cenderung melambat.

Data BI menunjukkan DPK pada Januari 2025 tumbuh tumbuh 5,51% yoy, tetapi pada Mei pertumbuhannya melambat sebesar 4,29% yoy.

Sejauh ini, BI menilai likuiditas perbankan tetap memadai tercermin dari arsio Alat Likuid terhadap DPK (AL/DPK) sebesar 24,98% per Mei 2025. Rasio permodalan yang dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR) juga masih kuat berada di 25,41% untuk periode April 2025.

Adapun untuk rasio kredit bermasalah bank tercermin dari NPL masih cukup rendah, secara bruto berada di 2,24%, sementara secara neto berada di level 0,83%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |