Hari Hutan Hujan Sedunia 22 Juni: Sejarah dan Cara Merayakannya

Jakarta -

Hari Hutan Hujan Sedunia atau World Rainforest Day diperingati setiap tanggal 22 Juni. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan hujan bagi kehidupan dan masa depan planet Bumi.

Meskipun belum sepopuler peringatan lingkungan lainnya, Hari Hutan Hujan Sedunia menjadi momen penting untuk mengajak masyarakat dunia berpartisipasi dalam upaya pelestarian hutan tropis yang kian terancam oleh deforestasi dan perubahan iklim.

Sejarah dan Tujuan Peringatan

Dilansir situs Days of the Year, Hari Hutan Hujan Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2017 atas prakarsa organisasi non-profit Rainforest Partnership. Hari ini dirancang untuk mendorong aksi kolektif dalam mempertahankan hutan hujan yang sering disebut sebagai "paru-paru bumi".

Tujuan utama peringatan Hari Hutan Hujan Sedunia adalah mengedukasi publik tentang peran vital hutan hujan dalam mendukung kehidupan, menjaga keseimbangan iklim global, dan melindungi keanekaragaman hayati dunia.

Mengapa Hutan Hujan Penting?

Hutan hujan tropis hanya mencakup sekitar 6% permukaan daratan dunia, namun menyimpan lebih dari setengah spesies flora dan fauna Bumi. Selain sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati, hutan hujan juga memiliki peran ekologis yang sangat besar:

• Penghasil oksigen dan penyerap karbon: Hutan hujan menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar dan menghasilkan oksigen, menjadikannya benteng alami dalam mitigasi perubahan iklim.
• Sumber air dan penyimpan cadangan genetik: Hutan hujan menyediakan air bersih, mengatur siklus air, dan menjadi gudang plasma nutfah bagi masa depan pertanian dan pengobatan.
• Perlindungan masyarakat adat: Banyak komunitas adat hidup bergantung langsung pada hutan hujan sebagai sumber pangan, obat-obatan, dan identitas budaya.

Bagaimana Cara Merayakannya?

Peringatan Hari Hutan Hujan Sedunia bisa dilakukan dengan berbagai cara yang sederhana namun berdampak:

• Edukasi dan kampanye kesadaran: Mengadakan diskusi, webinar, atau penyuluhan mengenai pentingnya hutan hujan di sekolah dan komunitas lokal.
• Gaya hidup ramah lingkungan: Mengurangi konsumsi kertas, memilih produk bersertifikasi lestari, hingga menanam pohon sebagai bentuk kontribusi nyata.
• Dukungan terhadap gerakan konservasi: Menyebarkan informasi, berdonasi, atau berpartisipasi dalam program adopsi pohon yang mendukung pelestarian hutan tropis.
• Kegiatan ramah anak: Mengajak generasi muda mengenal hutan hujan lewat aktivitas interaktif, bacaan edukatif, atau film bertema lingkungan.

Hari Hutan Hujan Sedunia bukan sekadar simbol, melainkan panggilan untuk bertindak. Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah nyata, setiap individu dapat turut menjaga kelestarian hutan hujan demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

(wia/wia)