Jakarta -
Dalam sambutan pembukaannya pada International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan bahwa infrastruktur hari ini bukan lagi sekadar agenda nasional, melainkan bagian dari komitmen global untuk membangun masa depan yang tangguh, adil, dan kolaboratif.
"Infrastruktur kini bukan hanya urusan nasional. Ia menjadi bagian dari kesepakatan global untuk membangun ketangguhan iklim, keadilan, dan kerja sama damai," ujar AHY dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6/2025).
AHY memaparkan peran aktif Indonesia dalam berbagai forum multilateral. Di ASEAN, Indonesia mendorong integrasi infrastruktur transportasi, energi, dan digital guna memperkuat konektivitas kawasan dan ketahanan rantai pasok. Di G20, Indonesia memajukan pembiayaan infrastruktur yang lebih hijau, adil, dan inklusif bagi negara berkembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui kerja sama Selatan-Selatan, Indonesia berbagi model praktis infrastruktur inklusif dan ramah iklim, dari perlindungan wilayah pesisir hingga elektrifikasi pedesaan dan konektivitas digital terpencil.
Sebagai demokrasi terbesar ketiga di dunia dan penghubung alami antara Asia, Afrika, dan Pasifik, menurut AHY, Indonesia siap memainkan peran penting dalam agenda pembangunan global yang berkelanjutan dan adil.
"Mari kita ingat, infrastruktur bukan semata apa yang kita bangun, melainkan apa yang kita mungkinkan," ujarnya.
AHY menekankan bahwa infrastruktur seharusnya memberi ruang bagi anak untuk belajar dengan aman, membantu petani mengairi sawah di tengah krisis iklim, memastikan akses air bersih bagi keluarga, dan mendukung wirausaha dalam mewujudkan ide mereka.
"Ketahanan nasional dimulai dari manusia-dengan mengangkat mereka dari kemiskinan, memenuhi kebutuhan dasar, dan melindungi masa depan mereka dari ancaman krisis iklim," tambahnya.
AHY mengajak seluruh peserta untuk menjadikan ICI 2025 sebagai ruang bagi komitmen nyata, kolaborasi lintas batas, dan kemitraan transformatif.
"Kami mengundang Anda untuk berjalan bersama kami, membangun sistem yang tidak hanya kokoh, tetapi juga adil. Tidak hanya tangguh, tetapi juga regeneratif. Tidak hanya modern, tetapi juga bermakna," tutup Menko AHY.
Konferensi ini dihadiri oleh jajaran Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara-negara sahabat, anggota DPR/MPR dan DPD RI, para Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati serta delegasi, para pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan.
Selain itu hampir 7.000 peserta dari 26 negara partisipan termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan hadir.
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini