6 Makanan yang Dapat Membantu Mencegah Kanker Kolorektal

9 hours ago 4
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus kanker kolorektal atau kanker usus besar kini semakin banyak ditemukan di kalangan generasi muda. Kondisi ini membuat para dokter di Yale Medicine mendesak orang-orang yang berusia di bawah 45 tahun untuk segera berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala mencurigakan seperti sembelit, pendarahan rektal, atau perubahan tiba-tiba pada pola buang air besar.

Dokter Bedah Usus Besar dan Rektal dari Yale Medicine melaporkan bahwa mereka semakin sering menangani pasien muda dengan diagnosis kanker kolorektal. Salah satu kasusnya adalah pria berusia 30-an yang selama berbulan-bulan mengira pendarahan rektalnya berasal dari wasir.

Bahkan, pernah terjadi dalam satu minggu, dari tujuh pasien yang didiagnosis kanker rektal, semuanya masih tergolong muda, dengan pasien tertua berusia 35 tahun. Pasien termuda yang didiagnosis dalam beberapa bulan terakhir bahkan baru berusia 18 tahun.

"Kami melihat peningkatan yang jelas dalam kanker kolorektal pada generasi yang lebih muda," kata Dr. Haddon Pantel, ahli bedah kolorektal dari Yale Medicine.

Sementara itu, meski kanker kolorektal paling sering ditemukan pada orang berusia di atas 65 tahun, angka kejadiannya justru menurun di kelompok usia tersebut. Sebaliknya, insiden pada usia di bawah 50 tahun meningkat, bahkan cenderung ditemukan dalam stadium lanjut.

Meskipun kanker kolorektal masih bisa diobati, diagnosisnya bisa menjadi cobaan berat bagi Generasi Z, Milenial, dan Generasi X (usia pertengahan 20-an hingga akhir 50-an), karena dapat mengganggu karier dan berdampak besar pada kondisi finansial.

"Kami masih melihat trennya terus berlangsung, jadi ini bukan fenomena sementara," ujar Dr. Reddy.

Penyebab Kanker Kolorektal di Usia Muda

Hingga kini, penyebab pasti meningkatnya kasus kanker kolorektal pada anak muda belum diketahui. Namun, sejumlah faktor diduga turut berkontribusi, antara lain:

  • Gaya hidup sedentari (jarang bergerak)

  • Kelebihan berat badan atau obesitas

  • Merokok

  • Konsumsi alkohol berlebihan

  • Pola makan rendah serat, tinggi lemak, atau kaya daging olahan

  • Paparan faktor lingkungan tertentu

Selain itu, riwayat keluarga yang pernah mengidap kanker kolorektal atau memiliki polip, serta kondisi seperti penyakit radang usus juga termasuk faktor risiko.

Banyak yang menduga faktor genetik berperan ketika kanker terdeteksi di usia muda. Namun, hingga kini para ahli belum menemukan hubungan genetik yang bisa menjelaskan lonjakan kasus ini. Misalnya, kondisi genetik seperti Sindrom Lynch biasanya berkaitan dengan tumor di sisi kanan usus besar. Namun, banyak kasus yang terjadi secara sporadis, tanpa kaitan genetik yang jelas.

Menurut Dr. Reddy, banyak pasien muda yang terdiagnosis tidak menunjukkan tanda-tanda sindrom genetik tertentu.

Jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga, dokter biasanya akan menyarankan skrining kolonoskopi sejak usia 40 tahun, atau 10 tahun lebih awal dari usia anggota keluarga saat didiagnosis.

Tanda dan Gejala Kanker Kolorektal

Kenali gejala-gejala kanker kolorektal berikut ini:

  • Perubahan kebiasaan buang air besar (seperti diare atau sembelit)

  • Merasa tidak tuntas setelah buang air besar

  • Adanya darah pada tinja (merah terang atau kehitaman)

  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

  • Sakit perut, kembung, atau kram yang sering muncul

  • Kelelahan yang berkepanjangan

Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua orang akan mengalami gejala. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter, terutama jika ada riwayat kanker kolorektal dalam keluarga Anda.

Makanan yang Dapat Membantu Mencegah Kanker Kolorektal

Ketika memilih makanan dan camilan harian, utamakan makanan berbasis nabati dan sumber protein rendah lemak, saran Zumpano, ahli gizi klinis dari Cleveland Clinic yang dikutip dari EverydayHealth. Berikut ini adalah jenis makanan yang diyakini dapat membantu menurunkan risiko kanker kolorektal (kanker usus besar dan rektum):

1. Buah dan Sayuran Utuh

Buah segar dan sayuran non-tepung kaya akan vitamin, mineral, serat, serta antioksidan seperti fitonutrien yang dapat mencegah kanker.

Menurut Zumpano, pola makan tinggi serat membantu proses pembuangan limbah tubuh, menjaga keseimbangan mikrobioma usus, dan meningkatkan asupan nutrisi penting.

Contoh buah dan sayuran padat gizi:

  • Apel

  • Pisang

  • Buah beri

  • Melon

  • Mangga

  • Jeruk

  • Pir

  • Brokoli

  • Wortel

  • Kol

  • Kembang kol

  • Timun

  • Bayam

  • Tomat

  • Kale

  • Selada

  • Bawang

  • Artichoke

  • Seledri

Usahakan untuk mengonsumsi buah utuh, bukan dalam bentuk olahan. Hindari konsumsi berlebihan sayuran tinggi pati seperti kentang, jagung, dan kacang polong, karena bisa meningkatkan risiko diabetes.

Rekomendasi harian: Setidaknya 2½ cangkir sayuran, Setidaknya 1½ cangkir buah

Penelitian juga menunjukkan bahwa diet tinggi buah dan sayuran bisa menurunkan tingkat kematian akibat kanker usus besar, ujar Dr. Salina Lee, ahli gastroenterologi dari Rush University Medical Center, Chicago.

2. Biji-bijian Utuh (Whole Grains)

Biji-bijian utuh - yang belum melalui proses penggilingan atau pemurnian - kaya akan serat, vitamin B, vitamin E, zat besi, seng, magnesium, dan antioksidan.

Penelitian menunjukkan bahwa serat dari biji-bijian utuh menawarkan perlindungan terbaik terhadap kanker usus besar dibandingkan sumber serat lainnya.

Serat membantu memperbesar volume tinja, mempercepat proses pembuangan, serta mengurangi paparan dinding usus terhadap senyawa penyebab kanker. Selain itu, serat difermentasi oleh bakteri sehat di usus menjadi asam lemak rantai pendek (SCFA) yang bisa membunuh sel kanker dan memperlambat pertumbuhannya.

Contoh biji-bijian utuh:

  • Roti gandum utuh

  • Pasta gandum utuh

  • Nasi merah atau hitam

  • Oat

  • Barley

  • Quinoa

  • Farro

Rekomendasi harian: 5-9 porsi biji-bijian, setidaknya separuhnya adalah biji-bijian utuh.
(Satu porsi setara dengan 1 lembar roti, 1 cangkir sereal, atau ½ cangkir nasi/pasta matang.)

3. Daging Rendah Lemak untuk Sumber Protein

Protein dibutuhkan tubuh, namun jenis rendah lemak memberikan perlindungan lebih terhadap kanker usus besar. Ikan segar, misalnya, mengandung vitamin D, kalsium, dan asam lemak omega-3 yang bersifat anti-inflamasi.

Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang makan tiga porsi ikan per minggu menurunkan risiko polip usus hingga 33%.

Hindari atau batasi:

  • Daging merah (sapi, kambing, babi)

  • Daging olahan (sosis, ham, hot dog, kornet)

Pilihan daging rendah lemak yang disarankan:

  • Dada ayam tanpa kulit

  • Daging kalkun

  • Ikan salmon

  • Tuna

  • Ikan sarden

  • Ikan herring

  • Ikan mackerel

Contoh kebutuhan harian: Wanita usia 50 tahun dengan berat 63 kg dan tidak aktif secara fisik memerlukan sekitar 53 gram protein per hari - setara dengan satu potong dada ayam.

4. Produk Susu Rendah Lemak

Produk susu merupakan sumber kalsium yang terbukti berkaitan dengan penurunan risiko kanker kolorektal. Kalsium diyakini membantu mengikat asam di dalam usus, mengurangi potensi pertumbuhan sel kanker, serta membantu tubuh mengenali dan menghancurkan sel kanker.

Pilihan produk susu rendah lemak:

  • Susu tanpa lemak atau 1% lemak

  • Yogurt plain rendah atau tanpa lemak

  • Keju rendah lemak

  • Keju olahan dengan lemak

  • Es krim rendah lemak (

  • Susu evaporasi bebas lemak

  • Cottage cheese rendah lemak

Rekomendasi harian: Sekitar 3 cangkir produk susu per hari.

5. Kacang-Kacangan (Legum)

Kacang-kacangan kaya akan protein nabati, serat, vitamin B, dan vitamin E. Serat di dalamnya dapat mengurangi dampak karsinogen dan mendukung mikrobioma usus yang sehat.

Jenis kacang yang baik dikonsumsi:

  • Kacang hitam

  • Kacang merah

  • Kacang lentil

  • Kacang pinto

  • Kedelai

Rekomendasi mingguan: 1-3 cangkir kacang-kacangan.

6. Kacang-Kacangan Kering (Nuts)

Kacang mengandung lemak sehat, serat, antioksidan, dan vitamin yang membantu mencegah diabetes tipe 2 dan kanker usus besar. Kacang juga memiliki efek anti-inflamasi yang mendukung kesehatan usus.

Jenis kacang pohon (tree nuts) yang paling bermanfaat:

  • Almond

  • Mete

  • Hazelnut

  • Macadamia

  • Pecan

  • Pistachio

Rekomendasi konsumsi: Setidaknya 2 porsi (1 ons per porsi) per minggu.


(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Banyak Anak Muda Kena Kanker Kolorektal, Baru Ketahuan Stadium Lanjut

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |