Jakarta, CNBC Indonesia — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) hingga semester I tahun ini hanya sebanyak 14 emiten. Pada bulan ini, bursa kedatangan 8 emiten baru, sehingga total sepanjang tahun ada 22 IPO.
Jumlah tersebut kontras dengan kondisi tahun lalu. Sepanjang 2024 ada 41 perusahaan yang melantai perdana di Bursa.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya masih optimistis untuk mencapai target IPO tahun ini. Mengacu pada data dua tahun terakhir, ada 45-47 perusahaan yang IPO pada paruh kedua.
"Dalam upaya mendukung peningkatan jumlah dan kualitas perusahaan tercatat, BEI berkomitmen pada kegiatan pengembangan dan edukasi yang berkelanjutan," ujarnya kepada wartawan, Kamis (10/7).
Nyoman menjelaskan kegiatan pengembangan dan edukasi yang berkelanjutan bertujuan untuk memastikan bahwa informasi dan kesiapan terkait IPO betul-betul dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan.
"Melalui unit kerja khusus, BEI secara proaktif mendampingi berbagai perusahaandalam perjalanan mereka mempersiapkan IPO," sebutnya.
Pendampingan, kaya Nyoman, diwujudkan melalui berbagai inisiatif seperti go public workshop, coaching clinic, pertemuan tatap muka (one-on-one meeting), dan networking event yang mempertemukan pelaku usaha dengan para profesional penunjang pasar modal.
Inisiatif-inisiatif ini diharapkan dapat mempermudah akses perusahaan terhadap ekosistem pasar modal dan mempercepat proses transformasi mereka menuju status perusahaan terbuka.
"Dalam melakukan kegiatan edukasi BEI bekerja sama dengan berbagai instansi baik swasta maupun pemerintah, asosiasi pengusaha, perbankan dan instansi lainnya," imbuhnya.
Selain edukasi mengenai IPO saham, Nyoman menambahkan, sebagai bentuk peningkatan instrument investasi di pasar modal, BEI juga mengadakan edukasi terkait penerbitan sukuk, penerbitan obligasi dan berbagai instrument efek lainnya.
"Dapat kami tekankan bahwa keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan sebuah aksi korporasi yang sangat strategis sehingga memerlukan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, kami sangat menghargai komitmen perusahaan yang mempersiapkan diri sebaik dan seoptimal mungkin," jelaskan.
Menurutnya, keberhasilan suatu IPO tidak hanya ditentukan oleh struktur dan momentum pasar yang tepat, tetapi juga bergantung pada kesiapan internal perusahaan itu sendiri. Hal itu mencakup kesiapan kinerja keuangan yang solid, penerapan tata kelola perusahaan yang baik, kualitas manajemen yang andal, serta equity story yang disampaikan secara meyakinkan.
"Kami terus mendorong perusahaan untuk membangun kesiapan IPO yang unggul demi menjamin kesuksesan, baik pada saat penawaran perdana maupun dalam jangka panjang setelah saham mereka tercatat," pungkasnya.
Sebelumnya, Nyoman menyampaikan, perusahaan-perusahaan yang sedang mempersiapkan IPO pada paruh kedua membutuhkan waktu untuk menutup laporan keuangan semester untuk disertakan dalam dokumen persyaratan.
"Karena kan sekarang Juli, biasanya mereka butuh waktu untuk closing laporan keuangan Juni untuk nanti bisa disubmit ke bursa," sebutnya.
Nyoman mengungkapkan, jika ada perusahaan yang keluar dari pipeline biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, pemutahiran data atau informasi, pembaharuan laporan keuangan, perbaikan data, atau ditolak oleh BEI.
"Misalnya, dari sisi legal dokumen. Mereka membutuhkan waktu. Mereka membutuhkan jawab. Atau yang ketiga, memang ditolak oleh bursa," pungkasnya.
Adapun hingga Juni 2025, tercatat ada 14 perusahaan IPO di Bursa Efek Indonesia. Total penggalangan dana mencapai Rp 6,69 triliun. Secara jumlah, capaian IPO tahun ini turun 44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Akan tetapi nilai penggalangan dana tahun ini lebih besar 87,92% dibandingkan Januari-Juni 2024.
Sementara itu, BEI menargetkan 66 perusahaan melantai perdana di Bursa pada tahun ini. Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada paruh kedua tahun lalu ada 17 perusahaan IPO, sehingga totalnya ada 42 perusahaan IPO sepanjang 2024 dengan nilai Rp 16,68 triliun.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Permen Yupi Mau IPO, Begini Prospek & Kinerjanya!