Trump Mendadak Berubah, AS Akhirnya Boleh Jualan di China

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump mendadak berubah. Kebijakan pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) ke China akhirnya dibuka kembali.

Hal ini menunjukkan hubungan AS dan China yang kian melunak, meski ancaman tarif tinggi tetap menghantui.

CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan pihaknya telah mendapat restu dari pemerintahan Trump untuk kembali menjual chip AI canggih H20 ke China.

Sebelumnya, Trump memblokir penjualan chip tersebut karena khawatir China akan mengembangkan AI untuk memperkuat militernya.

"Pemerintah AS telah menjamin lisensi untuk Nvidia. Kami berharap pengiriman [chip ke China] akan segera dilakukan," tertulis dalam unggahan di blog.

Hal tersebut kembali digaungkan Huang saat berkunjung ke China. Sebelum menyambangi negara kekuasaan Xi Jinping, Huang lebih dulu sowan ke Trump dan beberapa pejabat AS pada pekan lalu.

"Hari ini saya mengumumkan bahwa pemerintah AS telah mengizinkan kami mengajukan lisensi untuk mulai mengirim chip H20," kata Huang kepada awak media di Beijing, dikutip dari CBSNews, Selasa (15/7/2025).

Huang menambahkan bahwa setengah dari total peneliti AI dunia ada di China. Untuk itu, penting untuk menjalin kolaborasi dengan negara tersebut.

"China sangat inovatif dan dinamis. Sangat penting bagi perusahaan AS untuk bersaing dan melayani pasar China," kata Huang.

Dalam kunjungannya ke China, Huang memiliki agenda padat. Ia menghadiri konferensi Rantai Pasokan Internasional China dan berbicara dengan para pejabat negara tersebut.

Huang juga dilaporkan bertemu dengan Ren Hongbin, Kepala Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional, tuan rumah Pameran Rantai Pasokan Internasional China, di mana Nvidia menjadi salah satu peserta pameran.

Zhang Guobin, pendiri situs web spesialis China eetrend.com, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa kebijakan baru Trump akan memberikan pertumbuhan pendapatan yang substansial bagi Nvidia.

"Hal ini akan menutupi kerugian yang disebabkan oleh larangan sebelumnya," kata Guobin.

Lebih lanjut, ia mengatakan izin baru daru Trump akan meringankan dampak ketegangan perdagangan pada rantai pasokan semikonduktor global.

Kendati demikian, ia menekankan bahwa perusahaan China akan tetap fokus mengembangkan chip domestik. Pasalnya, Trump sudah dikenal kerap berubah-ubah dalam menerapkan kebijakan.

Nvidia telah meraih keuntungan besar dari adopsi AI yang pesat. Raja chip AI tersebut menjadi perusahaan pertama yang nilai pasarnya melampaui US$4 triliun pada pekan lalu. Namun, persaingan dagang antara AS dan China telah membebani industri ini.

Washington telah memperketat kontrol ekspor teknologi canggih ke China selama bertahun-tahun, dengan dalih bahwa pengetahuan yang seharusnya digunakan untuk keperluan sipil dapat digunakan untuk keperluan militer.

Kemunculan chatbot AI DeepSeek asal China pada Januari lalu kembali menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana China dapat menggunakan cip canggih tersebut untuk membantu mengembangkan kemampuan AI-nya sendiri.

Pada Januari 2025 sebelum Trump memulai masa jabatan keduanya, pemerintahan Joe Biden meluncurkan kerangka kerja baru untuk mengekspor chip komputer canggih yang digunakan untuk mengembangkan AI.

Upaya itu untuk menyeimbangkan masalah keamanan nasional terkait teknologi dengan kepentingan ekonomi produsen dan negara lain.

Gedung Putih mengumumkan pada April 2025 bahwa mereka akan membatasi penjualan chip H20 Nvidia dan chip MI308 AMD dari AS ke China.

Nvidia dalam beberapa kesempatan mengatakan kontrol ekspor yang lebih ketat akan merugikan perusahaan sebesar US$5,5 miliar. Huang dan para pemimpin teknologi lainnya telah melobi Trump untuk membatalkan pembatasan tersebut.

Mereka berpendapat bahwa pembatasan tersebut menghambat persaingan AS di sektor AI di salah satu pasar teknologi terbesar di dunia. Para petinggi industri juga mewanti-wanti kontrol ekspor AS bisa memotivasi negara lain untuk menggarap pasar AI di China.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article China Makin Mepet, Amerika Tabuh Genderang Perang Baru

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |