Trump Alami Masalah Pembuluh Darah, Gedung Putih Ungkap Kondisinya

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump didiagnosis mengalami insufisiensi vena kronis, sebuah kondisi umum pada lansia yang menyebabkan pembengkakan di bagian kaki.

Hal ini disampaikan Gedung Putih usai muncul spekulasi publik terkait perubahan fisik Trump, termasuk memar pada tangan dan pembengkakan di pergelangan kaki pada Kamis (17/7/2025).

"Dalam beberapa minggu terakhir, Presiden Trump merasakan sedikit pembengkakan di kaki bagian bawahnya," ungkap Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, seperti dikuti AFP.

Pemeriksaan ultrasonografi oleh tim medis presiden mengonfirmasi adanya insufisiensi vena kronis, kondisi di mana pembuluh darah vena kaki tidak lagi berfungsi optimal untuk mengalirkan darah ke jantung.

Leavitt menekankan bahwa kondisi tersebut bersifat jinak dan umum terjadi pada usia lanjut. "Yang penting, tidak ada tanda-tanda trombosis vena dalam, penyakit arteri, atau gangguan organ vital lainnya," tambahnya.

Trump, yang kini berusia 79 tahun dan menjadi presiden tertua dalam sejarah AS saat menjabat Januari lalu, disebut tetap dalam kondisi sangat baik. "Struktur dan fungsi jantungnya normal, tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik," jelas Leavitt.

Memar di tangan kanan Trump juga menjadi sorotan publik dalam beberapa pekan terakhir. Gedung Putih menjelaskan bahwa kondisi itu disebabkan oleh iritasi jaringan akibat sering berjabat tangan, diperparah dengan konsumsi aspirin sebagai bagian dari terapi kardiovaskular.

Dokter kepresidenan Sean Barbabella menyebut secara umum Trump "tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik". Trump sendiri telah meminta agar informasi ini disampaikan secara terbuka "demi transparansi," menurut Leavitt.

Menanggapi diagnosis ini, Dr. Matt Heinz, dokter penyakit dalam dari Arizona, mengatakan bahwa insufisiensi vena kronis merupakan kondisi yang "cukup umum, terutama pada orang berusia di atas 70 tahun."

"Saya tahu presiden telah menurunkan berat badan, jadi itu kemungkinan membantu memperbaiki kondisinya," tambahnya.

Heinz menjelaskan, perawatan umumnya meliputi penggunaan kaus kaki kompresi, peningkatan aktivitas fisik, dan pengelolaan berat badan, tanpa perlu prosedur invasif.

Kesehatan pemimpin AS memang selalu menjadi sorotan, terutama karena baik Trump maupun pendahulunya, Joe Biden (82), merupakan dua presiden tertua dalam sejarah modern. Biden sendiri mundur dari pencalonan periode kedua usai penampilan debat yang dinilai buruk, dan didiagnosis menderita kanker prostat agresif pada Mei lalu.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Trump-Zelensky Ribut di Gedung Putih, Begini Respons Dunia

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |