Harga Minyak Stagnan, Pasar Terombang-Ambing Isu Serangan Irak

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia Harga minyak mentah bergerak tipis pada Jumat pagi (18/7/2025) di tengah tarik menarik sentimen serangan drone di Irak utara dan ketidakpastian kebijakan tarif Amerika Serikat. Data Refinitiv mencatat pada pukul 10.05 WIB, Brent kontrak September diperdagangkan di US$69,50 per barel, nyaris tak berubah dibanding penutupan sebelumnya di US$69,52. Sementara West Texas Intermediate (WTI) sedikit melemah ke US$67,48 per barel dari US$67,54.

Pergerakan ini terjadi setelah harga sempat menguat sehari sebelumnya, dipicu serangan drone selama empat hari berturut-turut yang melumpuhkan lebih dari separuh produksi minyak di wilayah Kurdistan, Irak. Produksi harian Kurdistan turun 140.000-150.000 barel per hari (bph) dari kapasitas normal sekitar 280.000 bph. Meski belum ada klaim resmi, pejabat setempat menuding milisi pro-Iran sebagai dalang serangan tersebut.

Di sisi lain, ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS menekan optimisme pasar. Pemerintahan Washington diperkirakan baru akan memfinalisasi kebijakan tarifnya setelah 1 Agustus, sehingga pelaku pasar masih bersikap wait and see.

Kekhawatiran meningkat karena produsen besar berencana mengakhiri pemangkasan produksi mulai kuartal IV-2025, yang berpotensi menambah pasokan global setelah puncak permintaan musim panas di belahan bumi utara berakhir.

Meski begitu, permintaan musiman masih menopang pasar. JPMorgan mencatat, permintaan minyak global dua pekan pertama Juli rata-rata 105,2 juta bph, naik 600.000 bph dibanding periode yang sama tahun lalu, sejalan dengan proyeksi tahunan. "Fundamental jangka pendek tetap mendukung, pasar akan tetap ketat pada kuartal ini sebelum lebih longgar di akhir tahun," tulis analis ING dalam risetnya.

Untuk pekan ini, baik Brent maupun WTI masih mencatat penurunan lebih dari 1% secara mingguan, mencerminkan tekanan dari sentimen tarif AS. Namun, kabar terbaru dari Baghdad memberi sedikit kelegaan, pemerintah Irak federal mengonfirmasi ekspor minyak Kurdistan melalui jalur pipa ke Turki akan segera dilanjutkan setelah dua tahun terhenti.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Harga Minyak Dunia Turun, Jelang OPEC+ dan Sinyal Trump

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |