Terima Sri Mulyani, Bahlil Ungkap Potensi Hasil Migas di Atas Target

1 week ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimistis produksi minyak dan gas (migas) siap jual atau lifting pada 2025 akan tercapai. Hal tersebut ia ungkapkan setelah dirinya menggelar Rapat Dewan Pengawas (Dewas) SKK Migas dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di kantor Kementerian ESDM pada Selasa sore (27/5/2025).

Menurut Bahlil, rapat yang dihadiri bendahara negara tersebut membahas mengenai peningkatan kinerja dan optimalisasi kegiatan usaha hulu migas, termasuk peningkatan produksi migas siap jual alias lifting.

"Kita bahas evaluasi kinerja 2025 di kuartal pertama. Karena target lifting kita kan 650 ribu barel dan sekarang sudah mencapai 580 ribu barel. Secara realisasi, di kuartal pertama, itu sudah mencapai 96 persen. Tapi kalau untuk gas, itu sudah mencapai 120 persen dari target. Jadi insyaallah doain ya, pada tahun 2025, target kita dalam APBN insyaallah tercapai," kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (27/5/2025).

Di sisi lain, guna menggenjot kenaikan produksi, Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah tidak lagi mempersoalkan sistem pembagian hasil antara gross split dan cost recovery. Adapun pemilihan sistem bagi hasil dikembalikan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

"Kalau dia memilih untuk cost recovery-nya bagus, kita kasih juga. Jadi perdebatan terhadap konsep cost recovery atau gross split, saya pikir sudah enggak ada dan sekarang sudah fleksibel, sudah lebih ekonomis. Sekarang tinggal percepatan aja, agar KKKS mau kembali ke Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa iklim investasi di sektor hulu migas Indonesia masih menarik. Hal tersebut menyusul dengan masuknya kembali beberapa perusahaan "Seven Sisters" yang dulunya hengkang dari Indonesia.

Beberapa perusahaan yang dimaksud di antaranya adalah Shell, Chevron dan TotalEnergies yang diketahui telah menarik diri dari proyek hulu migas di tanah air.

"Itu sebenarnya menunjukkan bahwa yang dulu kita sebut Big Sisters, Seven Sisters itu, masih ada ketertarikan untuk masuk ke Indonesia," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro di sela acara Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025, dikutip Rabu (21/5/2025).

Menurut Hudi, ketertarikan perusahaan-perusahaan tersebut untuk kembali ke Indonesia tak terlepas dari upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk membuat iklim investasi migas di Indonesia tetap atraktif.

"Itu sebenarnya menunjukkan, dengan usaha pemerintah, dengan kerja sama, dan tentu saja dengan dukungan dari para investor terdahulu yang masih di Indonesia, itu sebenarnya menunjukkan banyak, apa istilahnya, janji-janji dan harapan bahwa mereka yang dulu di Indonesia bisa kembali," ujarnya.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Akan Mengikuti Uji Perbaikan Disertasi Doktoral

Next Article Minta Bank Lokal Danai Proyek Hilirisasi, Ini Ternyata Maksud Bahlil!

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |