Target Ekonomi 8% pada 2029: Tantangan Besar, Tapi Bukan Mustahil

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia menetapkan target ambisius: pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2029. Di tengah ketidakpastian global, mulai dari gejolak geopolitik, fluktuasi pasar keuangan, hingga tekanan inflasi, target ini tampak menantang. Namun, menurut ekonom ternama asal Amerika Serikat, Arthur B. Laffer, pencapaian tersebut bukan hal yang mustahil.

Data terbaru menunjukkan bahwa hingga kuartal I-2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mencapai 4,87%. Angka ini masih di bawah target tahunan sebesar 5,2% sebagaimana tercantum dalam UU APBN 2025. Untuk mengejar pertumbuhan dua kali lipat dalam empat tahun ke depan, dibutuhkan strategi yang terukur dan reformasi kebijakan yang menyeluruh.

Ekonom asal Amerika Serikat, Arthur B. Laffer, menyampaikan pandangannya mengenai peluang Indonesia mencapai target tersebut. Menurutnya, ada lima pilar utama yang harus diperkuat: kebijakan perpajakan, pengeluaran pemerintah, kebijakan moneter, regulasi, dan perdagangan.

"Kebijakan pajak sangat penting. Saya sedikit tahu tentang kebijakan pajak di Indonesia, tetapi yang diinginkan adalah tarif pajak serendah mungkin dengan basis pajak yang seluas mungkin. Itulah kebijakan pajak yang baik," ujar Laffer dalam Program Manufacture Check CNBC Indonesia, dikutip Kamis (12/6/2025).

Mantan Penasihat Trump Bicara Sistem Pajak & Regulasi di RI, Arthur B.Laffer. (Tangkapan Layar Youtube)Foto: Mantan Penasihat Trump Bicara Sistem Pajak & Regulasi di RI, Arthur B.Laffer. (Tangkapan Layar Youtube)
Mantan Penasihat Trump Bicara Sistem Pajak & Regulasi di RI, Arthur B.Laffer. (Tangkapan Layar Youtube)

Dalam konteks Indonesia, Laffer menyoroti pentingnya reformasi pada kebijakan cukai, khususnya cukai tembakau. Ia menyarankan penggunaan pajak spesifik alih-alih ad valorem tax untuk mencapai dua tujuan sekaligus: mengurangi konsumsi rokok dan meningkatkan penerimaan negara.

"Anda tidak ingin pajaknya menjadi terlalu tinggi, karena itu bisa mendorong munculnya produk ilegal, penyelundupan, dan praktik-praktik yang buruk, yang justru merugikan negara. Jadi, itulah pendekatan yang saya sarankan dalam kebijakan perpajakan," tegasnya.

Sebagai pencetus Kurva Laffer, ia juga menekankan pentingnya disiplin fiskal. Menurutnya, belanja pemerintah harus dijaga agar tidak berlebihan, karena dapat mengikis kepercayaan pasar dan menciptakan ketidakseimbangan dalam anggaran negara.

Selain itu, stabilitas nilai tukar dan deregulasi menjadi faktor penting lainnya. Laffer menilai Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal regulasi yang terlalu kompleks dan membatasi ruang gerak pelaku usaha. "Perdagangan bebas sangat penting bagi kemakmuran Indonesia. Perdagangan bebas adalah kunci agar Indonesia bisa mencapai impian pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, dan saya yakin Indonesia mampu mencapainya," ujarnya optimistis.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Peluang & Tantangan RI Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Bisa Tercapai?

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |