Setelah Trump, Kini Putin Mati-matian Bela Batu bara: Harga Terbang

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali mengalami penguatan setelah tiga hari mengalami koreksi. Penguatan ditopang kebijakan pemerintah Rusia yang siap mendukung industri batu baranya.

Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara pada Senin (2/6/2025) tercatat sebesar US$107,5/ton atau naik 4,07% apabila dibandingkan penutupan perdagangan 30 Mei 2025 yang sebesar US$103,3/ton.

Posisi ini membalikkan posisi batu bara yang telah terdepresiasi selama tiga hari beruntun atau sejak 28 hingga 30 Mei 2025.

Diambil dari Kitco.com, pemerintah Rusia yang kini dipimpin Vladimir Putin pada Jumat pekan lalu menyatakan bahwa mereka telah menyepakati langkah-langkah dukungan bagi industri batu bara yang tengah kesulitan, termasuk penangguhan pembayaran pajak, serta pembatasan pembayaran dividen dan bonus kepada manajemen puncak.

Langkah kembali mendorong industri batu bara juga sebelumnya dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Produsen batu bara Rusia menghadapi berbagai tantangan, termasuk sanksi internasional terkait konflik di Ukraina. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), ekspor batu bara Rusia turun 6% tahun lalu, dipengaruhi oleh gangguan infrastruktur dan dampak sanksi tersebut.

Presiden Rusia, Vladimir Putin telah memerintahkan pemerintah pada bulan Desember untuk merancang langkah-langkah dukungan. Berdasarkan surat pemerintah yang dilihat oleh Reuters, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak menyampaikan kepada Putin bulan lalu bahwa kondisi keuangan sektor batu bara terus memburuk, dengan 30 perusahaan yang mempekerjakan sekitar 15.000 orang dan memproduksi sekitar 30 juta ton batu bara per tahun terancam bangkrut.

Uni Eropa, yang sebelumnya bergantung pada Rusia untuk sekitar 45% impor batu baranya, telah melarang pasokan dari Rusia sejak tahun 2022. Dengan adanya larangan impor dari AS, Uni Eropa, dan Inggris, lebih dari 80% ekspor batu bara Rusia kini dialihkan ke Asia.

Berdasarkan kebijakan terbaru, perusahaan batu bara Rusia akan mendapatkan penangguhan pembayaran pajak ekstraksi mineral (MET) dan iuran asuransi hingga 1 Desember 2025. Pemerintah juga membuka kemungkinan untuk melakukan restrukturisasi utang bagi perusahaan yang terlilit utang, dengan mempertimbangkan posisi dari Bank Sentral Rusia.

Selain itu, produsen batu bara di Siberia akan mendapatkan diskon tarif ekspor untuk pengiriman ke wilayah barat laut dan selatan Rusia.

Konsultan NEFT Research menyatakan bahwa ekspor batu bara Rusia terus menurun karena sanksi internasional, biaya transportasi yang meningkat, serta melemahnya permintaan global. Mengutip data dari Kementerian Energi, industri batu bara Rusia telah merugi sekitar 1,2 triliun rubel (sekitar US$ 15 miliar) sejak tahun 2022 akibat sanksi, termasuk hilangnya pasar menguntungkan di Eropa dan kesulitan dalam menerima pembayaran untuk pasokan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |