Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia menargetkan penguatan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Bahkan BI menargetkan Indonesia dapat menempati peringkat pertama ekonomi syariah global pada tahun 2029.
Adapun pada tahun 2023, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam Sharia Global Islamic Economy Index (SGEI). Yakni dengan Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 80,1 berada di bawah Saudi Arabia dengan GIEI 93,6 dan Malaysia menempati nomor satu dengan GIEI 193,2.
Kepala Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah BI, Imam Hartono menjelaskan bahwa target tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Imam pun menjelaskan peluang pengembangan ekonomi syariah nasional didukung oleh meningkatnya jumlah penduduk muslim global, digitalisasi dan penggunaan e-commerce, dan potensi pasar produk halal di negara Organisation of Islamic Cooperation (OIC).
"Untuk mencapai target tersebut tentu potensi pengembangan ekonomi syariah nasional masih sangat terbuka karena ini didorong oleh tren peningkatan jumlah penduduk kemudian juga akselerasi digitalisasi dan penggunaan e-commerce serta potensi pasar produk halal di negara, OIC" ujar Imam dalam konferensi pers, Rabu (4/6/2025).
Kendati demikian, Imam mengungkapkan terdapat 3 tantangan dalam pengembangan ekonomi syariah nasional.
Pertama, adalah industri syariah yang terkait produksi, ketersediaan dan kualitas bahan baku halal.Kedua, keuangan syariah dan literasi syariah.
"Yang pertama adalah bagaimana penguatan industri halal melalui peningkatan produksi kemudian ketersediaan dan kualitas bahan baku halal dan kemudian juga bagaimana inovasi model bisnis keuangan syariah, serta perluasan basis investor serta penggunaan digitalisasi serta yang ketiga penguatan literasi ekonomi dan keuangan syariah agar inklusi ekonomi syariah semakin merata dan berkelanjutan," ujarnya.
(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini: