Ramai Warga RI Cari Kerja di Job Fair, LPEM: Awas Risiko Job Mismatch!

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) menilai job fair, atau bursa kerja, telah menjadi salah satu strategi utama pemerintah dalam upaya mengurangi pengangguran dan mempertemukan pencari kerja dengan pemberi kerja.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) secara rutin menggelar job fair nasional, seperti yang diselenggarakan pada 22-23 Mei 2025 di Jakarta, dengan menawarkan lebih dari 58.000 lowongan dari berbagai sektor. Di tingkat daerah, berbagai pemerintah kota dan kabupaten juga aktif menyelenggarakan bursa kerja serupa.

Misalnya, Pemerintah Kabupaten Kebumen pada Juni 2024 menggelar job fair dengan menyediakan sekitar 11.000 lowongan pekerjaan.

"Dari sisi intensitas dan jangkauan, ini menunjukkan bahwa job fair telah menjadi bagian penting dari instrumen penempatan kerja pemerintah, baik pusat maupun daerah," tulis LPEM dalam Labor Market Brief, dikutip Rabu (4/6/2025).

Seiring berjalannya waktu, sejumlah daerah mulai bereksperimen dengan pendekatan yang lebih terstruktur. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, misalnya, menerapkan sistem klasterisasi dalam penyelenggaraan job fair, dengan menggabungkan beberapa kecamatan untuk menjangkau pencari kerja dalam skala lebih luas.

"Upaya ini bertujuan memperbesar akses, meningkatkan efisiensi, dan mendorong keterlibatan industri secara langsung," tulis LPEM.

Di balik optimisme tersebut, LPEM menilai masih terdapat tantangan mendasar, terutama kurangnya sistem tindak lanjut yang memastikan seberapa besar pencocokan kerja yang benar-benar terjadi pasca-acara. Informasi tentang berapa banyak pelamar yang berhasil ditempatkan dan berapa lama mereka bertahan di pekerjaan tersebut umumnya belum terdokumentasi dengan baik.

Selain tantangan kelembagaan, keterbatasan struktural juga masih membayangi efektivitas job fair.

"Banyak lowongan yang tersedia berasal dari sektor padat karya atau manufaktur, yang umumnya berlokasi di kawasan industri di pinggiran kota. Sementara itu, pencari kerja yang hadir berasal dari wilayah dan latar belakang pendidikan yang sangat beragam, tidak selalu sesuai dengan kebutuhan teknis industri," ungkap LPEM

Dengan demikian, LPEM menekankan tanpa dukungan pelatihan tambahan, insentif relokasi, atau program mobilitas kerja, job fair berisiko menghasilkan mismatch. Artinya, LPEM menegaskan meskipun secara kuantitatif program ini dapat membantu menurunkan angka pengangguran terbuka dalam jangka pendek, secara kualitatif belum sepenuhnya menjawab permasalahan


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Job Fair Jadi Ajang Formalitas Atau Peluang Karier?

Next Article Penampakan Pencari Kerja Padati Mega Career Expo, Antre Bertaruh Nasib

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |