Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com
Deklarasi darurat militer yang mengejutkan dunia pada tanggal 3 Desember 2024 berujung pada dimakzulkannya Yoon Suk Yeol dari jabatannya sebagai Presiden ke-14 Korea Selatan. Fast forward, tanggal 3 Juni 2025, merupakan hari yang bersejarah bagi Korsel.
Negeri Ginseng mengadakan pemilihan umum untuk menentukan pemimpin bangsa berikutnya. Menjelang tengah malam waktu Korea, Lee Jae-myung diumumkan sebagai pemenang dan dilantik sebagai presiden pada 4 Juni.
Tingkat partisipasi pemilih tahun ini mencapai 79,4 persen, angka tertinggi dalam hampir tiga dekade. Ini menunjukkan tingginya antusiasme publik dalam memilih pemimpin baru setelah masa krisis politik.
Sejak masa kampanye dimulai pada 12 Mei, para kandidat berlomba-lomba memperebutkan suara rakyat dengan berbagai cara kreatif-mulai dari menggunakan lagu K-Pop dengan lirik yang dimodifikasi hingga mengajak para pendukung untuk menari bersama.
Stasiun TV pun tak mau ketinggalan dan bersaing dalam menyajikan hasil hitung cepat pemilu dengan tampilan yang unik dan menghibur.
Foto: Tangkapan layar dari TV JTBC.
Perolehan suara di setiap provinsi ditampilkan dengan ilustrasi yang lucu dan menarik. Contohnya, JTBC menggunakan karakter hewan kapibara yang sedang berendam di pemandian air panas sambil menikmati jeruk khas Pulau Jeju.
Foto: Tangkapan layar dari TV SBS
SBS menggambarkan kandidat calon presiden sebagai peserta tarik tambang dalam permainan Squid Game.
Foto: Tangkapan layar dari TV MBC
MBC memanfaatkan momentum pemilu untuk sekaligus menampilkan makanan khas dari tiap daerah di Korsel. Tangkapan layar ini menunjukkan hasil perolehan suara sementara di Provinsi Jeonbuk yang terletak di barat daya semenanjung Korea. Kongnamul-gukbap, yaitu sup kecambah yang disajikan dengan nasi, merupakan kuliner khas dari provinsi tersebut.
Foto: Tangkapan layar dari TV Chosun
KBS menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan gambar latar yang indah dan menarik. Tangkapan layar ini menampilkan daerah pesisir di Provinsi Gyeongnam, yaitu kota Busan yang indah.
Foto: Tangkapan layar dari TV Chosun
TV Chosun menampilkan gaya khas polaroid dengan foto para kandidat yang sedang melakukan aegyo (berekspresi menggemaskan).
Berbeda dengan pemilu di negara lain yang seringkali tegang dan formal, Korsel menawarkan pendekatan yang lebih segar-bahkan menghibur. Ini bisa menjadi inspirasi bagi demokrasi di negara lain, termasuk Indonesia.
Kreativitas dalam pemilu Korsel tidak hanya membuat proses demokrasi lebih menarik, tetapi juga menunjukkan bagaimana budaya pop dan teknologi bisa berperan dalam meningkatkan partisipasi publik. Di tengah tantangan politik, Korsel tetap menunjukkan bahwa demokrasi dan budaya bisa berjalan beriringan dengan cara yang menghibur dan inovatif.
(miq/miq)