Putra Pilih Mengabdi Lewat Polisi Ketahanan Pangan: Ingin Balas Budi

4 hours ago 1

Jakarta -

Muhammad Putra Aulia memutuskan bergabung di Polri sebagai Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) Ketahanan Pangan. Pria 26 tahun ini merupakan sarjana ilmu peternakan dan pernah menjadi seorang manajer di sebuah peternakan dengan 100 ribu ekor ayam.

Putra meninggalkan studi pascasarjana saat mengetahui ada pembukaan rekrutmen bakomsus ketahanan pangan Polri, yang salah satunya diambil dari ilmu peternakan. Putra mengatakan keputusannya menghentikan studi S2 untuk misi moralnya yakni membalas budi pada kepolisian.

"Sebenarnya saya memilih resign dari karier karena untuk melanjutkan studi. Melanjutkan program fast track dengan beasiswa unggulan di Unpad, yaitu S2 dan S3. Tetapi studi saya putus di tengah jalan karena saya mendapat informasi pembukaan Bakomsus," kata Putra seperti dalam rilis pers SSDM Polri, Rabu (25/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2018 silam, cerita Putra, keluarganya tertimpa musibah yang membuat tulang kaki ibu dan adiknya patah. Putra mengatakan masih jelas dalam ingatannya tentang RS Bhayangara satu-satunya rumah sakit yang merespons cepat pihaknya.

"Saya sebenarnya memiliki back story yang berbeda. Pada tahun 2018, orang tua dan adik saya mengalami musibah. Saat itu, saya ditolong karena adik dan ibu saya patah kakinya. Kami sudah meminta tolong di berbagai rumah sakit namun tidak ada respons yang cepat," jelas Putra.

"Akan tetapi dalam satu rumah sakit, kami meminta rujukan di Rumah Sakit Bhayangkara. Setelah itu orang tua dan adik saya langsung operasi di hari itu juga," sambung Putra.

Putra mengingat terus pengalaman tersebut hingga akhirnya Polri membuka kesempatan lulusan ilmu peternakan bergabung di bakomsus ketahanan pangan. "Jadi sebenarnya ada nilai moral tersendiri bagi saya untuk masuk program ini, yaitu untuk membalas budi dengan dibukanya bakomsus dan latar belakang saya yang berpendidikan di bidang ilmu peternakan," ucap Putra.

Alumnus Universitas Islam Negeri Riau ini menjelaskan strateginya untuk mengatasi kendala ketimpangan antara jumlah hasil panen dengan kemampuan distribusi panen adalah kontrol dengan 'jeda waktu ternak'. Apa maksudnya?

"Karena kami dibentuk menjadi Bhabinkamtibmas, saya ingin mencoba mengontrol atau memberi jeda ternak. Ketika nanti saya telah terjun sebagai Bhabinkamtibmas, saya ingin mengarahkan warga bahwa tidak hanya satu unggas yang dapat kita manfaatkan untuk menghasilkan pundi-pundi rezeki. Jika satu orang ternak ayam, tidak semuanya langsung ternak ayam. Jadi kita ibaratnya membatasi populasi," terang Putra.

Putra menyampaikan masyarakat perlu edukasi soal kita-kiat beternak unggas lain seperti bebek, itik, angsa. Dengan strategi tersebut, Putra yakin siklus ekonomi akan bisa tetap berjalan.

"Ternak lain yang dapat kita produksi. Saya akan mencoba mendata produksi, misalnya hari ini satu kecamatan memproduksi ayam pedaging dan satu desa lainnya memproduksi ayam petelur. Jadi, siklus itu terus berjalan, kita buat diversity atau perbedaan ternaknya. Kalau kita semua beternak ayam, produksi akan terus meningkat tetapi harga dan permintaan akan menurun," tambah Putra.

Tonton juga "Bakomsus Pertanian hingga Perikanan Polri, Upaya Percepat Swasembada Pangan" di sini:

(aud/knv)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |