Perang Dagang AS-China Bawa Berkah Buat India, Trump Langsung Bereaksi

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengiriman iPhone dari India ke Amerika Serikat (AS) naik 76% di April 2025 secara tahun-ke-tahun (YoY), menurut estimasi dari firma analis pasar teknologi.

Peningkatan tersebut dipercepat oleh rencana iPhone 'made in India' yang digaungkan Apple demi menghindari dampak perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Menurut data dari Canalys yang merupakan bagian dari Omdia, pengiriman iPhone ke AS dari India pada April 2025 mencapai 3 juta unit. Angka itu kontras dengan pengiriman iPhone ke AS dari China yang anjlok 76% YoY menjadi 'hanya' 900.000 unit.

Omdia mengatakan estimasi angka pengapalan tersebut berdasarkan catatan dan data dari distributor iPhone, dikutip dari CNBC International, Rabu (28/5/2025).

Menurut manajer riset Omdia, Le Xuan Chiew, data pengapalan pada April menunjukkan peralihan agresif Apple sebagai bentuk adaptasi menghadapi perang geopolitik antara AS dan China. Sebagai catatan, sebelum perang tarif, 90% manufaktur iPhone berada di China.

"Perang dagang terbaru dengan China ini adalah jenis gangguan yang sudah lama coba dihadapi Apple," kata Chiew, seraya menambahkan bahwa Apple pertama kali mulai berinvestasi besar-besaran dalam rantai pasokan di India selama pandemi Covid-19.

Menurut perkiraan Omdia, India juga melampaui China dalam pengiriman iPhone ke AS pada Maret 2025. Peningkatan ini terjadi menjelang penerapan "tarif timbal balik" pertama Trump pada tanggal 2 April 2025.

Menurut Chiew, jumlah pengiriman pada bulan itu luar biasa tinggi dan tampaknya merupakan hasil dari penimbunan stok perusahaan.

Keputusan pemerintahan Trump untuk membebaskan iPhone dan barang elektronik konsumen lainnya dari tarif timbal baliknya pada tanggal 11 April 2025 tidak membalikkan tren tersebut, dengan CEO Apple Tim Cook pada awal Mei menegaskan kembali rencana agar sebagian besar iPhone yang dijual di AS diproduksi di India.

Saat ini, perang tarif AS-China memang ditangguhkan selama 90 hari, berdasarkan kesepakatan kedua negara di Jenewa, Swiss, beberapa saat lalu.

Petaka Baru Trump

iPhone yang diimpor dari China berdasarkan tarif Trump saat ini masih dikenakan bea masuk tambahan sebesar 30%, sementara tarif dasar saat ini adalah 10% untuk sebagian besar negara lain, termasuk India.

Di saat Apple memindahkan manufaktur dari China ke India, muncul petaka baru dari Trump. Presiden AS itu mengancam pengenaan tarif 25% bagi HP yang dijual di AS, tetapi tidak diproduksi di negara Paman Sam.

Trump tak puas jika Apple hanya memindahkan produksi iPhone dari China ke India. Trump ingin Apple memproduksi iPhone di AS.

Di sisi lain, meskipun lonjakan pengiriman iPhone di India pada Maret dan April menunjukkan kemampuan adaptasi rantai pasokan Apple, pertumbuhan tersebut diperkirakan akan melambat hingga akhir tahun, menurut Chiew.

"Kapasitas produksi India diperkirakan tidak akan tumbuh cukup cepat untuk memenuhi seluruh permintaan AS. Masih terlalu dini," katanya.

Omdia memperkirakan permintaan iPhone di AS sekitar 20 juta per kuartal, dan India diperkirakan baru dapat menyamai level tersebut pada tahun 2026.

Sementara itu, Daniel Newman, CEO dan analis utama di firma riset Futurum Group, mencatat bahwa jumlah pengiriman mencerminkan perakitan akhir, tetapi tidak mewakili keseluruhan rantai pasokan dan proses manufaktur.

"Sebenarnya, sangat sedikit bagi mereka untuk memindahkan lebih banyak perakitan akhir dari China ke India," katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar sub-perakitan masih berada di China.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Nasib Investasi Kripto RI di Tengah Perang Dagang-Pajak Tinggi

Next Article China Umumkan Perang Lawan Amerika, Dunia Suram Raksasa Jadi Korban

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |