8 Daftar Negara Paling Berpendidikan di Dunia, Indonesia Masuk?

18 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Di dunia yang makin didikte oleh kecerdasan buatan dan revolusi energi, satu hal tetap jadi mata uang paling berharga, pendidikan. Lebih tepatnya, siapa yang punya populasi dewasa yang terdidik, siap berpikir kritis, dan mampu menciptakan solusi bukan sekadar menyerap informasi.

Laporan dari CBRE Research tahun 2023 memetakan siapa saja negara dengan penduduk paling berpendidikan, khususnya usia produktif (25-64 tahun) yang sudah mengenyam pendidikan tinggi.

Secara proporsi, negara-negara Eropa masih menduduki puncak. Irlandia ada di urutan pertama, lebih dari setengah populasi dewasanya menyandang gelar sarjana. Swiss, Belgia, hingga Belanda tak jauh di belakang membuktikan bahwa stabilitas ekonomi dan investasi pendidikan adalah pasangan abadi.

Namun yang menarik, Singapura menyusup di posisi tiga besar. Sebuah pulau kecil tanpa sumber daya alam, tapi mampu menciptakan populasi produktif yang lebih berpendidikan dibanding sebagian besar Eropa. Sebuah bukti bahwa strategi jangka panjang di sektor pendidikan bisa mengalahkan geografi.

Amerika Serikat mungkin "hanya" di urutan ketujuh dalam persentase, tapi dari sisi jumlah absolut, tak ada yang mendekati 78 juta orang dewasa lulusan sarjana atau lebih. Ini bukan angka biasa ini pasukan inovator, insinyur, profesor, dan CEO masa depan.

Namun, angka ini juga menyimpan catatan kecil: biaya kuliah mahal, utang pendidikan tinggi, dan kesenjangan akses yang makin melebar. Pendidikan tinggi di AS adalah privilege, bukan default. Dan itu jadi tantangan tersendiri.

Apakah Indonesia masuk 36 besar negara dengan populasi paling berpendidikan? Tidak.

Sebagian besar angkatan kerja Indonesia masih berhenti di pendidikan dasar atau menengah. Menurut data BPS Februari 2025, hanya sekitar 12,8% pekerja yang lulusan diploma atau sarjana. Sementara lulusan SD dan SMP masih mengisi lebih dari setengah tenaga kerja formal dan informal di Indonesia.

Apakah ini tanda kegagalan? Tidak sepenuhnya. Tapi ini jelas sinyal bahwa akselerasi pendidikan tinggi masih belum merata. Terutama jika kita bicara soal konektivitas digital, vokasi, hingga akses ke kampus di luar Jawa.

Yang perlu diingat memiliki banyak sarjana tidak otomatis membuat suatu negara unggul. Kuncinya bukan hanya di ijazah, tapi di relevansi ilmu, akses yang merata, dan kesiapan beradaptasi dengan dunia kerja yang terus berubah.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |