Jakarta -
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN Ashabul Kahfi mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkuat sistem surveilans epidemiologi usai COVID-19 melonjak di Asia. Ashabul mengatakan perlunya sistem deteksi yang cepat dan akurat untuk mencegah penularan.
"Pertama, kami mendorong Kementerian Kesehatan dan seluruh jajaran di lapangan untuk segera melakukan penguatan sistem surveilans epidemiologi. Ini penting agar setiap kasus bisa terdeteksi cepat, ditangani tepat, dan tidak berkembang menjadi transmisi komunitas yang masif," kata Ashabul kepada wartawan, Kamis (5/6/2025).
Ashabul juga mengingatkan pemerintah kembali meningkatkan komunikasi publik mengenai kenaikan kasus COVID-19 di RI. Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi utuh dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, pemerintah perlu menghidupkan kembali komunikasi risiko yang efektif ke publik. Jangan menunggu eskalasi kasus baru bergerak. Masyarakat harus diberi informasi yang jernih, soal varian yang beredar, gejala-gejalanya, dan protokol pencegahan yang disesuaikan," katanya.
Lebih lanjut, Ashabul meminta pemerintah harus memastikan kesiapan rumah sakit untuk menangani pasien COVID-19. "Ketiga, kami mengingatkan pentingnya kesiapan fasilitas layanan kesehatan, termasuk ketersediaan alat pelindung diri, kapasitas testing, serta dukungan untuk tenaga kesehatan. Jangan sampai kita kembali gagap seperti awal pandemi lalu," tambahnya.
Ashabul mengimbau masyarakat agar tetap waspada penularan COVID-19. Di sisi lain, dia juga menegaskan pihaknya terus memantau langkah-langkah strategis pemerintah.
"Komisi IX akan terus memantau dan mendesak langkah-langkah strategis dari pemerintah, karena kita tentu tidak ingin ada kejadian luar biasa yang membuat aktivitas ekonomi, sosial, dan pendidikan kembali terganggu," kata Ashabul.
Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Senin (2/6) melaporkan temuan 7 kasus baru COVID-19 sehingga terdapat total kasus sebanyak 72 pasien sepanjang 2025. Kemenkes juga melaporkan positivity rate Covid-19 saat ini naik menjadi 2,05 persen, dari sebelumnya yang berada di bawah angka 1 persen.
Adapun Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran bernomor SR.03.01/C/1422/2025 yang terbit pada Jumat, 23 Mei 2025. Surat itu menyebutkan varian COVID-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hong Kong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1). Sementara varian dominan yang beredar di Indonesia adalah MB.1.1.
Kemenkes menjelaskan surat edaran itu bertujuan guna meningkatkan kewaspadaan COVID-19 maupun penyakit potensial KLB (Kejadian Luar Biasa)/wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan dan para pemangku kepentingan.
(fca/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini