Pakistan Calonkan Trump Sebagai Peraih Nobel Perdamaian

5 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Pakistan merekomendasikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai penerima penghargaan Nobel Perdamaian.

Dilansir Reuters, pemerintah Pakistan menganggap Trump berjasa membantu menyelesaikan konflik Pakistan dan India baru-baru ini, sehingga diklaim pantas menerima penghargaan bergengsi itu.

Pemerintahan suatu negara dapat mencalonkan orang untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

Langkah Pakistan untuk mencalonkan Trump dilakukan pada minggu yang sama saat kepala militernya, Asim Munir, bertemu dengan Trump untuk makan siang di Gedung Putih.

Momen itu adalah pertama kalinya seorang pemimpin militer Pakistan diundang ke Gedung Putih saat pemerintahan sipil berkuasa di Islamabad.

Dianggap Langkah Diplomatis Hentikan Perang Iran-Israel

Sejumlah analis di Pakistan mengatakan langkah tersebut sebagai upaya membujuk Trump untuk berpikir ulang tentang kemungkinan bergabung dengan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

Pakistan telah mengutuk tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan menganggap tindakan Israel sebagai ancaman terhadap stabilitas regional.

Mushahid Hussain, mantan Ketua Komite Pertahanan Senat di Parlemen Pakistan, menyarankan pencalonan Trump untuk hadiah perdamaian itu dibenarkan.

"Trump baik untuk Pakistan," katanya. "Jika ini hanya akan memuaskan ego Trump, biarlah. Semua pemimpin Eropa telah menjilatnya habis-habisan."

Momen Trump Hentikan Konflik Empat Hari India-Pakistan

Sebagaimana diketahui, pada Mei lalu, Trump mengumumkan gencatan senjata antara India dan Pakistan, setelah kedua negara bersenjata nuklir itu terlibat konflik selama empat hari.

Sejak saat itu, Trump berulang kali mengatakan ia berhasil mencegah perang nuklir, menyelamatkan jutaan nyawa, dan menggerutu bahwa ia tidak mendapatkan pujian atas hal itu.

Pemerintah Pakistan pun mengakui intervensi diplomatik AS mengakhiri pertempuran, tetapi India mengatakan gencatan senjata itu sebatas hasil perjanjian bilateral antara kedua militer.

Trump telah berulang kali mengatakan ia bersedia menjadi penengah antara India dan Pakistan atas wilayah Kashmir yang disengketakan, sumber utama permusuhan kedua negara. Islamabad, yang telah lama menyerukan perhatian internasional terhadap Kashmir, merasa gembira.

Namun, sikap Trump saat itu seolah menjungkirbalikkan kebijakan AS di Asia Selatan, yang sebelumnya lebih mengutamakan India sebagai penyeimbang China, hingga memperkeruh hubungan dekat antara Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Dalam sebuah postingan media sosial, pada Jumat, Trump memberikan daftar panjang konflik yang menurutnya telah ia selesaikan, termasuk India dan Pakistan serta perjanjian Abraham dalam masa jabatan pertamanya antara Israel dan beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Ia menambahkan: "Saya tidak akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian apapun atas apa yang telah saya lakukan."


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Negara Muslim Ini Jadi Korban Baru Donald Trump

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |